Kompas TV nasional politik

Rano Karno Beber Jurus Lestarikan Budaya Betawi, Singgung Judul Sinetron 'Si Doel Anak Sekolahan'

Kompas.tv - 6 Oktober 2024, 22:31 WIB
rano-karno-beber-jurus-lestarikan-budaya-betawi-singgung-judul-sinetron-si-doel-anak-sekolahan
Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Rano Karno dalam debat perdana Pilkada Jakarta 2024, Minggu (6/10/2024). Rano Karno mengungkapkan cara untuk melastirakan budaya Betawi. (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Calon Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengungkapkan cara untuk melestarikan budaya Betawi.

Mulanya Rano menjelaskan, budaya merupakan bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata jamak, yakni budi dan daya.

"Kita sering terperangkan dengan kata budaya. Budaya adalah bahasa sansekerta terdiri dari dua kata jamak, budi dan daya," kata Rano dalam debat perdana Pilkada Jakarta 2024, Minggu (6/10/2024) malam.

"Budi adalah otak, daya adalah tenaga. Apa yang tadi disebutkan adalah hasil dari sebuah budi dan daya, jadilah produk kebudayaan," imbuhnya.

Ia mengatakan untuk melestarikan budaya, penting agar masyarakat Jakarta mengubah pola pikir.

"Nah yang harus kita lestarikan adalah pola pikir masyarakat jakarta, agar dia melihat kebudayaan itu menjadi satu sumber daya manusia yang panjang," ujar Rano dikutip dari tayangan Breaking News KompasTV.

Baca Juga: Jelang Debat Perdana, Pramono Anung Sebut Sudah Latihan dengan Rano Karno: Samakan Frekuensi

Lebih lanjut, ia pun menyinggung terkait judul sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" yang dibintanginya. Menurut penjelasannya, judul tersebut dimaksudkan bahwa belajar tak hanya dilakukan di sekolah, melainkan dapat dilakukan di manapun.

"Saya memberikan judul Si Doel Anak Sekolahan, kenapa? Karena yang namanya sekolah bukan hanya di sekolahan," jelasnya.

"Di tempat ini kita sering belajar ini. Kita kuliah, bertanya, berdebat, disiniilah belajar sesungguhnya," sambungnya.

Kemudian, calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3 ini menilai diperlukan wadah untuk menjadi tempat pelestarian kebudayaan.

"Nah tentu ujung dari hasil kebuayaan harus ada tempat melestarikannya. Diperlukannya balai rakyat, diperlukannya taman Ismail Marzuki," tegas Rano Karno.

Baca Juga: Upaya Penguatan SDM Versi RK-Suswono, Dharma-Kun, dan Pramono-Rano: Mana Paling Relevan?


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x