Kompas TV nasional politik

Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran Bertambah, Nurdin Halid: Bukan Bagi-bagi Kursi

Kompas.tv - 27 September 2024, 06:15 WIB
jumlah-kementerian-di-kabinet-prabowo-gibran-bertambah-nurdin-halid-bukan-bagi-bagi-kursi
Foto Arsip. Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menjalankan program pemeriksaan kesehatan atau medical check-up gratis untuk masyarakat. Program itu akan digelar secara bertahap hingga 2029. (Sumber: Kompas.tv/Ant/Erlangga Bregas)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS - Nurdin Halid, politisi senior Partai Golkar, mengatakan bahwa jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bertambah untuk fokus mengatasi masalah bangsa dan bukan untuk bagi-bagi kursi.

Dalam program Kompas Petang, Kompas TV Kamis (26/9/2024), Nurdin menyebut jumlah kementerian yang semakin banyak untuk kebutuhan bangsa hari ini dan masa depan.

"Jadi kalau kita melihat tantangan bangsa hari ini, baik dari dalam atau luar, maka bila ada ide dari presiden terpilih untuk menambah jumlah kabinet kemudian memecah beberapa kementerian, itu adalah sebuah gagasan yang sangat antisipatif terhadap kebutuhan bangsa hari ini dan masa depan," ujarnya.

"Itu berarti Pak Prabowo sebagai presiden terpilih sudah sangat paham anatomi Indonesia. Oleh karena itu, maka pemecahan kementerian itu tidak lain adalah untuk fokus. Ketika beberapa kementerian tergabung, itu tidak akan fokus," tuturnya.

Nurdin pun membantah bahwa jumlah kementerian yang bertambah adalah sarana untuk bagi-bagi kursi mengingat pemerintahan Prabowo mendatang didukung koalisi yang besar.

"Bukan sama sekali untuk bagi-bagi kursi. Sekalipun ini koalisi besar, tapi kalau bagi-bagi kursi tidak harus jadi menteri. Banyak jabatan-jabatan yang bisa dibagi," ucapnya.

"Tapi bukan itu kepentingannya. Ini untuk kepentingan bangsa hari ini dan masa depan dan tantangan dari dalam maupun dari luar. Dan Pak Prabowo ingin betul-betul fokus menjalankan janji-janji kampanyenya dan visi-misinya," tegas Nurdin.

Namun, pengamat politik Agung Prakoso dari Direktur Eksekutif Trias Politika, menyoroti adanya dinamika internal dalam koalisi besar yang dimiliki Prabowo. 

Ia menilai, penambahan kementerian ini lebih mencerminkan dimensi politik ketimbang teknokratik.

"Susah dipungkiri, koalisi besar yang dimiliki Prabowo otomatis membuat dimensi politiknya lebih kuat dibanding dimensi teknokratik dan publik," jelas Agung.

Baca Juga: Soal Rencana Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran, DPR Kaji Penambahan Komisi Sesuai Kementerian




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x