Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Emansipasi wanita, menjadi landasan kaumhawa untuk membuktikan kesetaraan dengan kaum adam. Termasuk terjun ke bidang yang selama ini dianggap maskulin. Salah satunya dengan masuk keanggotaan militer, seperti wara atau wanita angkatan udara. Dalam penugasannya dahulu wara berperan untuk membantu pangkalan AURI baik dibidang kesehatan, administrasi, dapur umum hingga pelipatan payung. Salah satu yang menjadi saksi terbentuknya wara adalah seorang Letnan II Herdini. Ia menjadi satu dari 30 wanita yang patut berbangga karena berhasil menyandang sebutan wara angkatan pertama, dan juga penerbang wanita pertama di TNI AU.
Kiprah wara tak berhenti sampai sang penerbang pertama saja, ada pula sosok wara yang berhasil menjadi penerbang militer andalan dan telah banyak membantu misi pertolongan pertama bencanadengan pesawat yang dikendarainya. Adalah Mayor Penerbang Sektu Ambarwati, pasca dilantik dirinya ditugaskan di skadron 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, disana Ia menerbangkan pesawat angkut CN-235, dan melakukan sejumlah operasi udara seperti pengangkutan logistik, personel, hingga menjalankan misi SAR di beberapa peristiwa. Selain Ambar adapula sosok Mayor Penerbang Fariana Dewi Djakaria yang awalnya ditugaskan di Skadron Udara 7 Pangkalan Udara Suryadarma Subang dan menjadi perempuan pertama sebagai penerbang helikopter. Disana Ia bertugas untuk siaga mengantisipasi jika ada kejadian yang membutuhkan pergerakan cepat seperti operasi bantuan bencana alam.
Kedua wara tersebut bukan hanya telah membantu berbagai misi untuk menjaga Indonesia, namun dari tangan mereka juga lahir bibit baru wara masa kini yang siap asah kemampuan untuk berada di barisan depan TNI AU membawa nama Indonesia. Di sekolah penerbang TNI AU yang bernaung dibawah wing pendidikan terbang lanud Adisucipto Yogyakarta ini,para sekbang melatih ketrampilannya untuk menerbangkan pesawat. Selain berlatih menerbangkan pesawat, disini juga terdapat sekolah navigator atau seknav. Siswa seknav dituntut untuk lihai membaca peta dan menghitung arah angin untuk membantu pilot atau penerbang mengarahkan pesawatnya tanpa harus bergantung pada teknologi seperti GPS.
Lantas seperti apa kisah lengkap para wara TNI AU tersebut ? Dan bagaimana sejarah awal mula terbentuknya TNI AU ?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.