JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan presiden terpilih itu akan mengutamakan pihak-pihak yang mendukungnya untuk masuk ke kabinet 2024-2029.
Hal tersebut disampaikan Dahnil usai Prabowo mengaku akan mengajak menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) pimpinan Joko Widodo (Jokowi), untuk masuk ke kabinetnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Alasan Maju di Pilkada Jakarta: Arahan Pak Prabowo
Dahnil menyebut Prabowo akan mempertimbangkan prestasi dan kebermanfaatan menteri-menteri Jokowi dalam penyusunan kabinet mendatang.
Namun, politikus Partai Gerindra itu belum bisa memastikan berapa menteri Jokowi yang akan diajak Prabowo masuk ke kabinetnya.
"Tentu yang didahulukan adalah mereka-mereka yang mendukung Pak Prabowo dan berkoalisi dengan Pak Prabowo. Dan itu adalah suatu hal yang mafhum dalam politik," kata Dahnil dalam program "Kompas Petang" Kompas TV, Minggu (1/9/2024).
"Tapi di balik itu semua, syarat-syarat meritokrasi akan tetap dikedepankan. Artinya mengedepankan integritas, tetap menjadi bagian penting dalam pemilihan kabinet Pak Prabowo nantinya."
Dia pun belum bisa memastikan apakah Prabowo akan merekrut menteri dari PDI Perjuangan (PDIP) sebagai upaya merangkul.
Menurutnya, hal tersebut tergantung komunikasi politik antara Prabowo dan PDIP.
Sementara Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengaitkan pernyataan Prabowo mengajak menteri Jokowi dengan janji keberlanjutan presiden terpilih tersebut.
Yunarto menyebut keberlanjutan seharusnya dimaknai dengan menunjuk menteri-menteri yang paling kapabel untuk melanjutkan program-prgram yang sudah baik.
Dia juga mempertanyakan niat keberlanjutan Prabowo yang mengajak anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden.
"Dalam konteks negara demokrasi, keberlanjutan itu program. Keberlanjutan itu kemudian mendefinisikan siapa yang bisa jadi menteri adalah siapa yang memiliki kapabilitas untuk melanjutkan program yang sudah baik. Bukan (keberlanjutan) darahnya, bukan keluarganya," katanya.
Menurut Yunarto, jika Prabowo ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, Ketua Umum Partai Gerindra itu mesti mengabaikan gangguan politik eksternal.
"Menurut saya, yang dibutuhkan saat ini adalah Prabowo yang dulu sering berpidato sangat berani, orang yang tidak peduli dengan gangguan eksternal dalam konteks memosisikan kepemimpinannya secara tegas. Tugas pertamanya menurut saya adalah ketegasan itu," katanya.
Baca Juga: Dasco Pastikan Tak Benar Susunan Kabinet Prabowo-Gibran yang Beredar di Medsos
Sebelumnya, dalam penutupan Rapimnas Partai Gerindra yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta pada Sabtu (31/8/2024), Prabowo berseloroh ingin mengajak sebagian menteri Jokowi masuk ke kabinetnya.
Menteri Pertahanan RI itu mengaku sudah melihat langsung kerja para menteri selama periode 2019-2024.
"Dari hari pertama saya ikut kabinet, saya lihat, pikiran beliau (Jokowi), kerja beliau. Luar biasa, pak. Saya enggak tahu bisa ikuti jejak bapak. Tujuh kali rapat sehari. Bagaimana itu, pak?" ujar Prabowo saat berpidato dalam penutupan Rapimnas Partai Gerindra.
"Pak maaf pak. Karena bapak pilih orang-orang hebat, mungkin sebagian dari mereka, di kabinet saya pak nanti ini."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.