Kompas TV nasional humaniora

Dokter Senior yang Terbukti Lakukan Bullying Berakibat Kematian Terancam Pencabutan SIP dan STR

Kompas.tv - 15 Agustus 2024, 15:46 WIB
dokter-senior-yang-terbukti-lakukan-bullying-berakibat-kematian-terancam-pencabutan-sip-dan-str
Foto Arsip. Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi (Sumber: FK UI)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

KOMPAS.TV – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak sungkan mencabut Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) bila ada dokter senior yang melakukan praktek bullying yang berakibat kematian.

Penjelasan itu disampaikan oleh Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, menanggapi kematian seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip  di kamar kosnya, Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (12/8).

“Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas, seperti mencabut SIP dan STR bila ada dokter senior yang melakukan praktek bullying yang berakibat kematian,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Kemenkes Hentikan Program Studi Anestesi Undip usai Mahasiswi Dokter Spesialis Diduga Bunuh Diri

Dalam keterangan itu, ia juga menegaskan bahwa pembinaan dan pengawasan PPDS ada pada Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip, bukan pada RS Kariadi, sebagai unit dari Kemenkes.

Meski demikian, pihaknya bergerak cepat dan tegas untuk menginvestigasi kejadian ini.

“Tim Itjen Kemenkes sudah turun ke RS Kariadi untuk menginvestigasi pemicu bundir (bunuh diri) untuk memastikan apakah ini ada unsur bullying atau tidak. Mudah-mudahan dalam seminggu ini sudah  ada hasilnya,” harapnya.

Kemenkes, lanjut dia, tidak bisa lepas tangan karena yang bersangkutan juga melakukan pendidikannya di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes.

Pihaknya, kata Nadia, juga telah berkoordinasi dengan Mendikbudristek sebagai pembina Undip dan juga dengan Dekan FK Undip dalam melakukan investigasi ini.

“Penghentian sementara kegiatan PPDS Anastesi Undip di RS Kariadi untuk memberikan kesempatan investigasi dapat dilakukan dengan baik termasuk potensi adanya intervensi dari senior/dosen kepada juniornya serta memperbaiki sistem yang ada.”

“Kami juga meminta Undip dan Kemendikbud untk turut membenahi sistem PPDS,” tambahnya.

Sebelumnya, KompasTV memberitakan, Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip  ditemukan tewas di kamar kosnya yang terletak di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (12/8).

Baca Juga: Mahasiswi Dokter Spesialis Undip Tewas Diduga Bunuh Diri, Polisi Usut soal Dugaan Perundungan

Korban diduga tewas usai menyuntikkan diduga obat penenang ke tubuhnya.

Polisi masih mendalami hal itu lebih lanjut, termasuk terkait dugaan adanya perundungan terhadap korban.

"Terkait dengan informasi mengenai perundungan masih kita cek," kata Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena, Rabu (14/8).

Disclaimer:

Artikel ini tidak bertujuan untuk mempromosikan perilaku bunuh diri.

Apabila Anda saat ini mengalami depresi atau keinginan bunuh diri, jangan putus asa.

Depresi dan gangguan kejiwaan dapat pulih dengan bantuan profesional kesehatan mental.

Temukan informasi mengenai bagaimana menjaga kesehatan mental dan menghubungi layanan profesional di laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia di www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x