Sebelumnya, Said Iqbal mengatakan, demo Tapera akan dilangsungkan di Istana Kepresidenan. Massa aksi akan diikuti oleh 60 serikat buruh nasional.
Baca Juga: Pekerja dan Pengusaha Protes Potongan Gaji 3 Persen, KSP: Tapera Tetap Lanjut
Ia menyebutkan, dalam lima tahun terakhir ini, lanjutnya, upah riil buruh dan daya beli buruh turun 30 persen akibat tidak naiknya upah hampir 3 tahun berturut-turut.
Kenaikan upah baru dilakukan pada tahun 2024, dengan penambahan 3 persen dari Upah Minimum Regional (UMR) sebelumnya.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sempat merespon isu penolakan dari pekerja dan pengusaha terkait Tapera.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI dan Jamsos) Kemnaker, Indah Anggoro Putri menyebut aksi penolakan tersebut seperti ungkapan "tak kenal maka tak sayang".
Ia menjelaskan, sejak munculnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tapera, memang belum dilakukan sosialisasi secara masif.
Baca Juga: Moeldoko Yakin Tapera Tidak Bernasib Seperti Asabri yang Dikorupsi
“Ini kan masalahnya tak kenal maka tak sayang, jadi kami pemerintah belum perkenalkan dengan baik, belum melakukan sosialisasi masif jadi wajar kalau teman-teman pekerja dan pengusaha belum kenal jadi nggak sayang,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (31/5).
Indah mengungkapkan, pihaknya berjanji bakal segera melakukan sosialisasi publik mengenai kebijakan ini.
Menurutnya, pemerintah siap mendengarkan masukan-masukan dari stakeholders Kemnaker.
“Jadi tenang saja kita akan terus lakukan diskusi secara intensif. Dan sekali lagi, ini masih sampai 2027, nggak usah kuatir, belum ada pemotongan gaji di mana pun untuk non-ASN, TNI dan Polri,” ungkapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.