Kompas TV nasional humaniora

Penjajahan dan Penjarahan (IV-Habis): Cerita Keris Diponegoro dan Drama Kemenangan Belanda

Kompas.tv - 4 Mei 2024, 06:45 WIB
penjajahan-dan-penjarahan-iv-habis-cerita-keris-diponegoro-dan-drama-kemenangan-belanda
Keris bersejarah milik Pangeran Diponegoro yang dikembalikan Belanda ke Indonesia, kini dipamerkan di Museum Keris Nusantara, Jalan Bhayangkara, Kompleks Stadion Sriwedari Solo. (Sumber: Kompas TV/Widi Nugroho)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keris milik Pangeran Diponegoro yang bernama Kanjeng Kiai Nogo Siluman, menyimpan cerita unik mengenai bagaimana barang bersejarah itu bisa berpindah kepemilikan, sebelum kemudian dipamerkan di Museum Keris Nusantara Solo, lalu menetap di Museum Nasional Jakarta.

Keris milik Pangeran Diponegoro selain Kanjeng Kiai Ageng Bondoyudo itu merupakan salah satu dari empat koleksi yang dikembalikan Belanda ke Indonesia.

Barang-barang milik Diponegoro yang telah dikembalikan sebelumnya antara lain payung, tombak, dan pelana kuda.

Baca Juga: 11 November 1785 Pangeran Diponegoro Lahir, "Sang Ratu Adil" Pemimpin Utama Perang Jawa

Kanjeng Kiai Nogo Siluman sebelumnya dinyatakan hilang selama 150 tahun sejak Perang Jawa berakhir.

Keris tersebut kemudian dipamerkan pada 20 hingga 25 November 2021.

Selama dipamerkan, keris dan warangka milik Pangeran Diponegoro dipajang dalam kotak kaca. Setiap pengunjung yang datang, dapat melihat secara jelas bentuk dan motif dari keris bersejarah itu.

Diketahui, Kanjeng Kiai Nogo Siluman merupakan keris yang selalu dibawa Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda pada tahun 1825-1830.

Keris itu terbuat dari besi hitam dan memiliki sebelas luk, sementara gandiknya berbentuk kepala naga dan terdapat badan naga memanjang mengikuti bilah. Sedangkan warangka keris berbentuk ladrang atau branggah.

Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman dibawa ke Belanda oleh Kolonel Jan-Baptist Cleerens (komando pasukan Belanda dalam Perang Jawa) setelah Perang Jawa berakhir. 

Keris tersebut kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem I sebagai tanda kemenangan Belanda atas Pangeran Diponegoro. Setelah itu, keris itu diserahkan kepada Koninklijk Kabinet van Zeidzaamhende (KKZ).

Pada 1883, KKZ dibubarkan dan koleksinya dialihkan ke 7 museum di Belanda. Salah satu di antaranya adalah Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman yang diserahkan ke Museum Volkenkunde, Leiden.

Setelah lama berada di Belanda, pada Maret 2020, Pemerintah Belanda melalui Raja Willem-Alexander mengembalikan keris tersebut kepada Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sepulang dari Belanda, keris tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta, tepatnya di lantai empat Gedung B Museum Nasional.

Sebelum akhirnya ditemukan, ada upaya riset yang dilakukan melalui riset arsip dan dokumentasi yang cukup panjang.

Baca Juga: Akhirnya, Raja Belanda Kembalikan Keris Diponegoro ke Jokowi

Terdapat tiga dokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman, yaitu Surat Sentot Prawirodirdjo, mantan perwira perang Diponegoro; keterangan kolonel Jan-Baptist Cleerens; dan surat dari pelukis Raden Saleh yang mendeskripsikan bentuk keris tersebut.

Sementara tahap terakhir berupa verifikasi oleh para sejarawan.

Keris milik Pangeran Diponegoro itu seperti menggambarkan kekalahan sebuah bangsa oleh para penjajah yang datang dan menjarah secara semena-mena.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x