“Karena, dia tahu demokrasi yang genuine tidak mungkin dinasti politik hadir. Dia harus rusak dulu demokrasi baru Gibran bisa jadi wakil presiden.”
Untuk bisa mencapai hal tersebut, Faisal mengatakan Jokowi melakukan berbagai cara. Salah satunya merangkul para konglomerat untuk masuk dalam kekausaan.
"Apa yang dia lakukan? Dia perlemah institusi-institusi demokrasi, tapi dia enggak punya modal. Apa yang dia lakukan? Dia rangkul para konglomerat, dia ajak dalam kekuasaan, penguasa dan pengusaha berada dalam satu badan, satu badan. Pak Harto enggak (begitu)," ujar Faisal.
Faisal mengatakan, jika penguasa dan pengusaha dipersatukan, maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Oleh karena itu, kata Faisal, Boy Thohir kemudian bisa percaya diri bahwa kekuatan para pengusaha bisa memenangkan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Mahfud Sebut Megawati Diminta Pimpin Gerakan Perbaikan: Kalau Dibiarkan, Nanti Tidak Ada Demokrasi
"Demokrasi mendekati 0, kekayaan alam dirampok. Timah kita habis. Batu bara. Nikel dijual ke China, luar biasa dahsyatnya,” kata Faisal Basri.
“Pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar 45 bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bukan kemakmuran Boy Thohir, bukan kemakmuran Luhut Pandjaitan, bukan kemakmuran Airlangga Hartarto, bukan elite-elite.”
Faisal menegaskan, kondisi yang seperti ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus. Karena itu, dia mendorong anak muda untuk menghentikan aksi para pengusaha dan penguasa tersebut.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.