Kompas TV nasional humaniora

Pelangi Cina Indonesia: Oey Tambahsia, Playboy dari Betawi

Kompas.tv - 6 Februari 2024, 06:30 WIB
pelangi-cina-indonesia-oey-tambahsia-playboy-dari-betawi
Gerbang kehormatan Tionghoa di Kesawan saat perayaan 25 tahun pemerintahan Ratu Wilhelmina ada September 1923. (Sumber: COLLECTIE TROPENMUSEUM)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

Untuk melampiaskan hasratnya pada perempuan, playboy ini memiliki rumah besar di Ancol yang diberi nama Bintang Mas. Di tempat inilah, banyak perempuan berkumpul bahkan disediakan kamar.

Banyak cerita Tambahsia memikat perempuan bersuami bahkan hingga terjadi keributan dan perceraian. Bagaimana banyak perempuan tidak tergoda, si ganteng ini tiap pagi dan sore jalan-jalan naik kuda sambil larak-lirik.

Salah satu kuda kesayangannya campuran kuda Arab, yang konon terbaik di Betawi. Kuda itu diberi pelana dengan hiasan perak. Kalau plesiran di sekitar Glodok, Pancoran dan Pasar Ikan tidak membuahkan hasil, ia akan ngelancong hingga ke Pasar Baru dan Senen. 

Nah, di Jalan Kenanga, Senen, inilah Tambahsia merasa melirik perempuan di sebuah loteng rumah. Hatinya terpikat. Gadis anak dari keluarga Sim, yang kala itu dipingit, langsung dilamarnya.

Saat melamar, salah satu permintaan Tambahsia yang terbilang keterlaluan untuk ukuran kala itu adalah ingin melihat sang gadis. Meski mentah-mentah ditolak oleh keluarga sang gadis, tapi berkat kekuasaanya, hal itu bisa terlaksana hingga pernikahan. Tambahsia menikah untuk pertama kalinya di usia 17 tahun. 

Baca Juga: Berburu Pernak Pernik Imlek di Glodok, dari Rp 5 Ribu hingga Rp 5 Juta

Meski sudah menikah, kelakuan sang playboy ini tidak berubah. Hanya sebulan berbulan madu dengan isterinya, ia kembali kelayapan mencari isteri simpanan.Tercatat ia menikahi pesinden asal Pekalongan Mas Ajeng Gunjing, yang sebelumnya jadi isteri camat. 

Akhir Tragis Tambahsia

Namun, akhir kisah Tambahsia berakhir tragis. Dia dituduh mendalangi sejumlah tindakan pidana seperti meracun dan membunuh. Tambahsia digerebek polisi di arena sabung ayam. Dia ditangkap dan berusaha menyuap para polisi kala itu.

Di pengadilan keluarganya membayar pengacara top orang Belanda Mr. Bakker. Namun bukti-bukti yang dihadirkan di pengadilan sangat kuat dan memberatkannya. Hakim akhirnya menjatuhkan hukuman mati. Pengacaranya melakukan banding hingga grasi ke Gubernur Jenderal, namun tidak membuahkan hasil.


 

Pada hari yang ditentukan, Oey dibawa ke tiang gantungan bersama dua pengawalnya, Sura dan Piun. Saat naik ke meja tiang gantungan, Tambahsia berpakaian khas Cina yang rapi dan celana putih.

Kisah Tambahsia menggemparkan masyarakat Betawi kala itu bukan saja menjadi cerita di kalangan rakyat tapi juga pemberitaan koran-koran hingga dijadikan buku dan kisah drama yang mendebarkan. 
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x