JAKARTA, KOMPAS.TV – Pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad, menyebut Raja Kesultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memiliki kekuatan simbolik, sehingga capres dan cawapres mengunjunginya.
Nyarwi mengatakan Sri Sultan merupakan tokoh nasional, tokoh reformasi, dan Raja Mataram, Keraton Yogyakarta.
“Saya kira di situ mempunyai kekuatan simbolik ya, bisa menjadi rujukan dan juga memunculkan eskalasi pengaruh ke pemilih,” jelasnya dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (31/1/2024).
Ia mengakui Sri Sultan bukan pemain elektoral, namun dalam konteks struktur budaya, memiliki pengaruh politik.
Baca Juga: Hasto Ungkap Cerita Mensos Risma soal Suasana Kabinet Jokowi
“Dalam konteks struktur budaya bahkan mungkin pengaruh politik di tengah masyarakat di Jogja dan sekitarnya dan juga para tokoh yang pernah besar di Jogja misalnya, itu terasa sekali.”
“Penghormatan, paling tidak itu muncul pada Keraton Jogja yang tentu saja hari ini yang menjadi pengelola atau raja di sana adalah Sri Sultan, Ngarso Dalem,” tambahnya.
Hal itulah yang menurut pendapatnya menyebabkan daya tarik Sultan selalu kuat dalam pemilihan presiden (pilpres), bahkan bukan hanya pada Pilpres 2024.
“Nah ini yang menjadikan daya tariknya selalu kuat, dan itu nggak hanya pilpres hari ini ya. Pilpres sebelumnya juga begitu,” tegasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.