Kompas TV nasional rumah pemilu

Tom Lembong Sebut Idealisme Jokowi Sangat Tinggi di Awal Pemerintahan

Kompas.tv - 25 Januari 2024, 22:25 WIB
tom-lembong-sebut-idealisme-jokowi-sangat-tinggi-di-awal-pemerintahan
Co-captain TImnas Anies-Muhaimin (AMIN) Thomas Lembong saat tampil dalam program Livi on Point yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (25/1/2024) malam. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Thomas Lembong atau Tom Lembong, Co-captain Bidang Substansi Materi dan Kebijakan Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), menyebut idealisme Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) amat tinggi di awal pemerintahannya.

Tom mengatakan hal itu dalam program Livi on Point yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (25/1/2024) malam.

Dalam program tersebut, host Liviana Cherlisa menanyakan unggahan Tom di Instagram yang menyebut rindu pada sosok Jokowi yang dulu. Livi kemudian menanyakan, apa bedanya antara Jokowi dulu dan yang sekarang.

“Saya kira secara umum ya, dalam pengalaman saya, manusia itu ada bagian kita yang sulit berubah dan tidak mungkin tidak pernah berubah, dan ada bagian dari kita yang pasti akan berubah,” kata Tom.

Baca Juga: Jokowi Disebut Turun Gunung di Pilpres 2024, untuk Siapa?

“Kita berubah sesuai dengan kondisi, kita berubah sesuai dengan tahapan hidup, dengan usia, jadi sudah pasti kita-kita di usia saat ini bukan orang yang sama seperti kita-kita, katakan 20 tahun yang lalu,” bebernya.

Menurut Tom, ia sekadar mengenang Jokowi yang dalam pandangannya memiliki idealisme yang tinggi di awal pemerintahannya.

“Saya sekadar mengenang saja. Di awal pemerintahan bapak presiden, idealismenya sangat tinggi. Teknokratnya sangat tinggi,” tambahnya.

“Justru waktu itu pak presiden suka sekali menyampaikan fakta-fakta, hal-hal yang kalau meminjam istilahnya Mas Gibran (cawapres nomor urut 2 yang juga putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka) kemarin, menakutkan.”

Hal-hal tersebut, kata Tom, adalah data-data dan fakta-fakta pahit, yang justru mendongkrak popularitas Jokowi.

“Data-data pahit, fakta-fakta pahit, dan justru seingat saya waktu itu, itu yang membuat pak presiden menjadi sangat populer, karena meruntuhkan pencitraan-pencitraan pemerintah dan bicara apa adanya,” kenangnya.

“Sering kali realita itu kurang baik, tapi itulah permulaan dari sebuah perbaikan.”

Ia menambahkan, untuk membuat program yang mengatasi masalah, yang pertama kali dilakukan adalah melakukan diagnosis.

“Harus ada diagnosanya dulu yang akurat. Apa sih kondisi obyektifnya, baru kita bikin yang namanya prognosa, kita bikin program mengobatinya.”

“Jadi, mungkin sekalian menanggapi ucapan Mas Gibran kemarin ya, bahwa kita menyampaikan data-data yang menakutkan. Justru itulah komitmen pada transparansi. Kita harus membuka apa adanya, dan percayalah masyarakat itu cerdas,” bebernya.

Baca Juga: Janji Anies Jika Terpilih Jadi Presiden: Stadion Bola Bertaraf Dunia di Padang!

Saat ditanya apakah Tom merasa Jokowi berubah, ia menyatakan hal itu sudah pasti. Itu, imbuhnya, bukan sesuatu yang kontroversial.

“Saya kira sudah pasti. Saya kira itu bukan sesuatu yang kontroversial ya.”

“Saya kira kebanyakan orang bisa sepakat bahwa beliau berubah. Mungkin dalam beberapa dimensi menjadi lebih baik. Dalam hal lain mungkin menjadi tidak begitu baik. Namanya juga manusia, jadi bagi saya, itu hal yang wajar,” ungkapnya.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x