JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Amnesty International Indonesia buka suara menanggapi peristiwa penembakan yang menewaskan seorang warga saat terjadi konflik agraria dengan aparat keamanan di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengecam, karena penggunaan kekerasan yang diduga dilakukan aparat keamanan saat menangani konflik agrarian dengan warga.
"Kami mengecam penggunaan kekerasan yang terjadi antara aparat negara dengan warga sipil terkait konflik agraria, kali ini terjadi di Seruyan, sehingga menimbulkan korban jiwa dan korban luka-luka serta puluhan warga sempat ditangkap," kata Usman dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (10/10/2023).
Baca Juga: Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Kebun Sawit Seruyan Versi Polisi, Satu Orang Tewas
Menurut Usman, Polri perlu melakukan penyelidikan terkait kasus yang menewaskan seorang warga Seruyan lantaran tertembak saat melakukan aksi unjuk rasa menuntut hak atas 20 persen plasma.
Penyelidikan yang dilakukan, kata dia, harus independen dan adil. Hal itu untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di Seruyan.
"Apakah ada tindakan aparat kepolisian yang tidak sesuai dengan protokol, standar internasional dan nasional tentang penggunaan kekuatan oleh penegak hukum," ujar Usman.
Usman menegaskan, aparat yang terlibat dalam pengerahan kekuatan berlebihan terhadap warga Bangkal tersebut harus diadili dan dihukum.
Terlebih, kepada aparat yang memberikan perintah untuk melakukan penembakan yang diarahkan kepada warga sipil.
Baca Juga: Gubernur Kalteng Minta Jokowi Cabut HGU Perusahaan Besar, Buntut Warga Tewas Tertembak di PT HMBP
"Kami juga mendorong semua pihak yang terlibat dalam konflik agraria seperti yang terjadi di Seruyan untuk mempertimbangkan pendekatan dan solusi yang adil dan tidak merugikan masyarakat setempat," tutur Usman Hamid.
"Pendekatan konstruktif adalah satu-satunya cara untuk mengatasi konflik agraria yang mempengaruhi masyarakat lokal dan petani setempat, termasuk pelibatan bermakna masyarakat lokal yang terdampak perkebunan sawit di Seruyan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang warga tewas tertembak dan satu lainnya mengalami luka berat saat terjadi peristiwa bentrok antara warga Bangkal dengan polisi di perusahaan perkebunan sawit, PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1 di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
Peristiwa bentrokan antara warga dengan aparat keamanan tersebut diketahui terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Warga Desa Bangkal melakukan aksi menuntut PT HMBP merealisasikan plasma sebanyak 20 persen untuk warga setempat.
Baca Juga: DPR Minta Penembak Warga hingga Tewas saat Demo Berujung Bentrok di PT HMPB Ditangkap dan Dihukum
Akibat konflik tersebut, terjadi bentrokan warga dengan pihak aparat keamanan yang mengakibatkan seorang warga tewas tertembak dan dua warga luka berat.
Adapun korban yang mengalami luka saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin untuk ditangani secara intensif.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.