Jika negara kemudian mengurangi alokasi anggaran untuk pendidikan, kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, beban yang ditanggung rumah tangga-rumah tangga akan lebih besar.
"Ini yang menurut saya harus dikembalikan lagi. Bahwa negara harus memberikan alokasi yang cukup untuk biaya pendidikan sebagai investasi agar rumah tangga-rumah tangga tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk pendidikan."
Baca Juga: Anies-Cak Imin Tanggapi Pernyataan PDIP soal Isu 2 Poros Jika PKB Hengkang
Selain soal biaya, Anies juga menggarisbawahi soal materi pendidikan. Ia mengatakan tujuan pendidikan bukan untuk menjadikan seseorang siap terjun ke lapangan kerja.
"Pendidikan tujuannya bukan menjadikan orang siap kerja. Pendidikan itu mengembangkan potensi yang ada," ujarnya.
Pendidikan, imbuhnya, bertujuan menumbuhkan karakter, baik moral maupun kinerja. Ia menambahkan, karakter itu ditumbuhkan, bukan dicetak.
"Ditumbuhkan, jangan dicetak. Karena anak-anak kita tidak untuk dicetak, anak-anak kita punya potensi. Mereka hanya perlu ditumbuhkan potensinya."
Anies juga mengatakan pendidikan harus dapat menyiapkan anak-anak untuk menjadi seorang pembelajar atau learner. Ia menilai kemampuan menjadi seorang pembelajar adalah yang paling kunci.
"Pembelajar itu punya kemampuan untuk to learn and to unlearn. Sehingga ada AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), dia akan belajar untuk bisa memanfaatkan AI. Ketika ada teknologi-teknologi baru, dia akan belajar memanfaatkannya," ujarnya.
"Kalau kita mendidik anak-anak kita untuk menjadi learner, apapun yang terjadi di depan, dia akan bisa mengantisipasi dan memanfaatkannya."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.