JAKARTA, KOMPAS.TV - Budiman Sudjatmiko dipecat sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Kamis (24/8/2023). Surat pemecatan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P telah diterima Budiman.
Surat pemecatan ini ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Sebagaimana dilaporkan, Budiman dianggap tidak mengikuti instruksi Megawati Soekarnoputri. Megawati sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang diusung PDI-P.
Namun, Budiman lebih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar. Ia kemudian diberikan opsi oleh PDI-P, dipecat atau mengundurkan diri.
Baca Juga: Ini 4 Poin Keputusan DPP PDIP Pecat Budiman Sudjatmiko dari Keanggotaan, Ada Peluang Kembali
Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu aktivis penentang Orde Baru, yang menentang kepemimpinan Presiden Soeharto pada era 1990an.
Lahir pada tanggal 10 Maret 1970 di Cilacap, Jawa Tengah, Budiman sempat menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Namun, aktivisme yang menggebu-gebu membuat studinya terpaksa harus ditinggalkan.
Budiman merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik pada tahun 1994.
Perjalanan aktivisme Budiman tidak berjalan mulus. Pada tanggal 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat.
Baca Juga: PDIP Resmi Pecat Budiman Sudjatmiko Buntut Deklarasi Dukung Prabowo Capres, Surat Diterima sang Anak
Peristiwa tersebut dikenal sebagai peristiwa Kudatuli yang menyebabkan beberapa orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Budiman dituduh sebagai dalang kerusuhan itu. Dia pun diadili dan dihukum 13 tahun penjara pada masa Orde Baru.
Meski merasakan dinginnya penjara, Budiman merasa bahwa menjadi tahanan adalah "penyelamatan" baginya.
Dia melihat bahwa banyak rekan-rekannya di PRD mengalami penculikan oleh rezim saat itu.
Setelah menjalani lebih dari 3,5 tahun penjara, Budiman mendapatkan amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid pada Desember 1999.
Setelah mengakhiri masa tahanannya, Budiman melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Baca Juga: Ketua DPP PDIP soal Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo: Kita Nggak Ambil Pusing, Kami Partai Besar
Ia mendaftar di London University untuk mengejar studi Ilmu Politik. Lalu dia melanjutkan ke jenjang Master jurusan hubungan internasional di Cambridge University, Inggris.
Pada tahun 2004, Budiman memutuskan untuk bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Lalu dia menduduki kursi parlemen di Gedung MPR selama dua periode.
Rentang waktu tersebut mencakup tahun 2009 hingga 2014 serta 2014 hingga 2019, di mana Budiman menjadi perwakilan Fraksi PDI-P.
Pertemuan antara Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu menarik perhatian publik. Budiman mengunjungi kediaman mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada malam Selasa (19/7/2023) silam.
Baca Juga: Kelakar Gibran Sindir Sanksi Budiman Sudjatmiko: Loh Gak Jadi Dipecat Ya Mas?
Kedekatan Budiman dan Prabowo tampak kontras dengan hubungan mereka puluhan tahun yang lalu.
Pada masa itu, ketika era Orde Baru mulai merosot, keduanya pernah berhadapan dalam situasi yang berbeda.
Baca Juga: Momen Gibran dan Budiman Sudjatmiko ‘Berkelakar’ Soal Pemecatan di Acara PSI
Budiman adalah seorang aktivis penentang Orde Baru sedangkan Prabowo adalah seorang militer yang dituduh terlibat dalam penculikan beberapa aktivis pada tahun 1998.
"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," kata Budiman Sudjatmiko.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.