“Bahwa pemilu kali ini situasinya sudah mulai menghangat, mulai memanas, tapi itu adalah dinamika yang wajar,” katanya.
“Yang paling penting adalah kita semua sadar bahwa jangan sampai event pemilu ini justru jadi pemecah kita, karena yang kita perlukan adalah mengedepankan semangat persatuan,” tambahnya.
Jika elite bangsa bisa menjaga kekompakan, persatuan, lanjut dia, insya Allah momentum ini bisa benar-benar diraih manfaatnya secara maksimal.
“Gerindra menyampaikan pesan bahwa para elit, petinggi partai politik, kita kedepankan kebersamaan, kita jadikan pemilu ini ajang kontestasi gagasan, dan bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan demi ego kelompok,” katanya.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Suara Pendukung Ganjar Cenderung di Pulau Jawa, Prabowo di Luar Jawa
Sebelumnya, Kompas.TV memberitakan, Litbang Kompas merilis survei terbaru elektabilitas bakal Capres di Pemilu 2024, hasilnya elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat.
Survei tersebut dilaksanakan pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023.
Posisi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat, sementara bakal capres Anies Baswedan belum berubah secara signifikan.
Dari kategori pilihan bebas responden yang memilih banyak nama, Ganjar Pranowo mendapat 24,9% suara dan Prabowo dengan 24,6%, sementara Anies Baswedan memperoleh 12,7%.
Sementara dari kategori pilihan responden dengan skema 3 bakal capres Ganjar Pranowo memperoleh 34,1% suara, disusul Prabowo Subianto dengan 31,3%, sementara Anies Baswedan memperoleh 19,2%.
Meski elektabilitas Ganjar menempati urutan teratas pada skema banyak calon maupun skema 3 bacapres, menurut Litbang Kompas, belum menjamin kemenangan Ganjar jika berhadapan langsung dengan Prabowo.
Menurut Survei Litbang Kompas, jika pemilihan Presiden digelar saat survei dilakukan dan Ganjar hanya berhadapan dengan Prabowo, hasilnya Prabowo Ketua Umum Gerindra itu memperoleh 52,9%, sedangkan Ganjar 47,1%.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.