Kompas TV nasional politik

Anas Urbaningrum Sebut Tak Ada Bakal Capres di Pilpres 2024 yang Dijegal Secara Tak Wajar

Kompas.tv - 16 Juli 2023, 08:15 WIB
anas-urbaningrum-sebut-tak-ada-bakal-capres-di-pilpres-2024-yang-dijegal-secara-tak-wajar
Anas Urbaningrum saat menyampaikan pidato politik dalam acara bertajuk Mahkota Hukum adalah Keadilan di Monas, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN) 2023-2028 Anas Urbaningrum menyebut, saat ini tak ada bakal calon presiden (bacapres) yang dijegal secara tidak wajar di luar jalur politik.

“Sejauh yang saya amati bertahun-tahun dari Bandung, dan tiga bulan dari Jakarta ... menurut saya tidak ada satupun Capres atau bacapres yang dijegal, menurut saya,” kata Anas, Sabtu (15/7/2023)

“Artinya dijegal dengan cara yang tidak lazim, menurut saya tidak ada,” lanjutnya.

Ia menambahkan, semua proses pembentukan koalisi politik saat ini belum jadi, 

"Belum ada yang koalisinya jadi kan, yang betul-betul jadi," ucapnya.

Menurutnya, sekarang sejumlah partai politik masih melakukan konsolidasi koalisi. Oleh karena itu belum ada bacapres yang dijegal secara tak wajar di luar jalur politik.

“Kalau terjegal karena tidak mampu melahirkan koalisi yang cukup, ya kan bukan penjegalan namanya,” ujarnya.

Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekaligus mantan koruptor proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang pada 2010-2012 itu kemarin, Sabtu (16/7/2023) menyampaikan pidato di depan Monumen Nasional (Monas) Jakarta sebagai Ketua Umum PKN.

Baca Juga: Anas Urbaningrum di Monas, Dulu Janji Digantung di Sana Kini Pidato Politik

Salah satu poin dalam pidato Anas yang mencolok, ia menyebut dirinya didzalimi hukum atau menjadi korban persekusi.

Ia pun menyindir pihak-pihak yang menurutnya pernah melakukan kedzaliman hukum.

"Bagi yang pernah melakukan kedzaliman hukum, tolong itu dihentikan, jangan diulangi lagi,"

"Boleh terjadi pada Anas, tapi tidak boleh terjadi pada anak-anak bangsa yang lain," imbuhnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x