"Kita itu saat ini sedang implementasi. Saya bergabung Januari 2023. Saya salah satunya mendorong penguatan pengamanan dengan mengikuti standar ISO 27001-2022 tentang sistem keamanan data, mau mendapatkan sertifikat," ucapnya.
"Jadi ketika melihat itu semua, sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dugaan kami Itu adalah data dummy," ujarnya.
Mengenai dugaan penyebab bocornya data paspor ini, Silmy berpendapat bahwa hal itu bukan dilakukan oleh hacker. Ia menduga, kebocoran data tersebut terjadi ketika digunakan uji coba oleh vendor.
Sekali lagi, Silmy kembali memastikan bahwa data imigrasi aman di Pusat Data Nasional.
"Bocornya masih menduga itu bukan karena hacker. Data dan data contoh digunakan dulu untuk satu uji coba dan lain sebagainya oleh vendor," terangnya.
"Tapi saya tidak mau berandai-andai. Masyarakat tenang tidak ada pengelolaan informasi mengenai data paspor imigrasi ataupun biometrik, tidak ada bisa kelihatan."
"Itu adalah data teks yang menjadi contoh, jadi tidak perlu ditanggapi jauh. Yang penting itu aman dan kita terus digiatkan. Jadi kita juga di dalam sistem pengamanan data yang berlaku secara umum di pemerintah kita taruhnya di Pusat Data Nasional."
"Pusat data nasional adalah database server yang disiapkan oleh Kominfo, kita ikut di sana. Kemudian ada BSSN jadi badan menjaga keamanan dalam konteks informasi dan lain sebagainya.
"Kita terus cari ini, bekerja dan kami monitor setiap waktu. Setelah beberapa hari ini, saya lihat perkembangannya cukup baik dan saya rasa sudah tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Bjorka Klaim Bocorkan 34,9 Juta Data Paspor WNI, ini Kata Pakar Digital Forensik CiSSReC
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.