JAKARTA, KOMPAS.TV - Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim, membantah adanya 34 juta data paspor yang bocor. Ia memastikan, dugaan 34 juta data paspor yang bocor itu bukan berasal dari tahun 2023.
Selain itu, Silmy juga membantah dugaan data yang bocor itu merupakan data biometrik seperti struktur wajah atau sidik jari.
"Jadi saya perlu sampaikan update terbaru dari tim yang sedang bekerja menyelidiki kaitannya dengan bocornya data imigrasi," kata Silmy
"Data paspor yang pertama adalah satu bukan data biometrik. Indikasi yang paling utama adalah data biometrik sama dengan data dukung permohonan paspor."
"Saya pastikan tidak ada yang bocor setelah tim melakukan investigasi dari data sampel yang ditawarkan di internet," tegasnya.
"Jadi kaitan dengan mungkin kekhawatiran masyarakat sudah terjawab. Itu bukan data biometrik. Data biometrik adalah data wajah struktur wajah dan sidik jari dan juga misalnya ada iris."
"Data sampel itu bukan data struktur data yang kita gunakan pasca 2021. Jadi sekarang imigrasi menggunakan namanya SIMKIM Dua, dulu namanya SIM Satu. Tidak ada kesamaan struktur data yang kita gunakan sekarang yang diduga bocor," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, dugaan data paspor bocor dan diperjualbelikan diungkap oleh Teguh Suprianto melalui akun Twitter @Secgron pada 5 Juli lalu.
Data paspor tersebut dijual seharga USD10 ribu atau sekitar Rp150 juta.
Lebih lanjut, Simmy menduga, data bocor yang dijual itu merupakan data dummy sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Baca Juga: Peretas Bjorka Kembali Berulah, Diduga Bocorkan 34,9 Juta Data Paspor WNI, Dijual Rp 150 Juta!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.