JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan mimpinya bertemu dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, dan Presiden ke-8 RI untuk naik kereta api Gajayana tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi menilai ada dua perbedaan dalam mimpi SBY tersebut.
Pertama, jika mimpi tersebut terjadi saat tidur, maka bersifat esoterik dan hanya orang yang mengalami peristiwa dalam mimpi tersebut yang bisa menafsirkan.
Kedua, yakni bisa diartikan mimpi SBY tersebut merupakan keinginan, cita-cita atau harapan. Hal ini dikarenakan SBY tidak menjelaskan apakah mimpi tersebut terjadi saat tidur atau tidak.
Menurut Karim, konteks mimpi SBY tersebut lebih mengarah pada hal yang kedua, yakni harapan dan cita-cita.
Baca Juga: Ceritakan Mimpinya 1 Kereta dengan Jokowi dan Megawati, Begini Cuitan SBY di Twitter!
Ia juga menilai, mimpi tersebut memiliki korelasi dengan pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Boleh jadi apa yang dimimpikan, dicita-citakan Pak SBY adalah keinginan yang menggerakkan, yang memotivasi pertemuan tersebut sekaligus tujuan," ujar Karim di program Kompas Malam KOMPAS TV, Selasa (20/6/2023).
Karim menambahkan, jika melihat konteks satu gerbong kereta api, bisa saja ke depannya kerja sama PDIP dengan Demokrat akan terjadi, lantaran sudah ada pertemuan awal untuk mengagas tersebut.
Sebab, pertemuan Puan dan AHY tidak sebatas mencairkan komunikasi PDIP dengan Demokrat yang membeku selama hampir dua dekade, tetapi juga membuka peluang kerja sama ke depan.
Terlebih, dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Demokrat mendorong agar Anies Baswedan segera mengumumkan siapa pendampingnya di Pilpres 2024.
Baca Juga: Panda Nababan Nilai Mimpi SBY Tak Terlepas Peristiwa 18 Tahun Lalu saat Megawati Titip 5 Pertanyaan
"Kalau pun tidak dalam satu gerbong dalam arti koalisi atau kerja sama, namun kerja sama politik bisa diwujudkan pasca-pemilu 2024, apakah dalam pembentukan kabinet atau di putaran kedua bergabung," ujar Karim.
"Sebenarnya ini masalah kebekuan komunikasi, PDIP bisa kok kerja sama dengan partai nasionalis lain. Jadi bukan perkara idealis, tapi murni karena kebekuan komunikasi Pak SBY dan Ibu Megawati. Jadi sumbatannya komunikatif, bukan substantif," sambung Karim.
Adapun mimpi tersebut disampaikan SBY melalui akun Twitternya, @SBYudhoyono pada Senin (19/6/2023), satu hari setelah Puan Maharani dan AHY bertemu.
Di akun Twiiter tersebut, SBY menulis bermimpi di suatu hari Presiden Jokowi datang ke rumah SBY di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Megawati di kediamannya. Selanjutnya mereka menuju Stasiun Gambir.
Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 RI dan telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga: Respons Jokowi soal SBY Mimpi Satu Kereta dengannya dan Megawati: Ya Bagus, Itu Mimpi Kita Semua
"Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," tulis SBY.
Setelah itu, SBY, Megawati dan Jokowi naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, ketiganya menyapa masyarakat dengan hangat.
"Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan. Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," tulis SBY.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.