Menurut dia, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu harus dinasihati, bahkan ia menyarankan agar Gibran mengikuti pendidikan politik selama enam bulan.
"Gibran itu mesti betul-betul dinasihati, dikasih waktu dia enam bulan, ada pendidikan politik, gitu, lho," imbuhnya.
Menurut Panda, pertemuan Gibran dengan Prabowo merupakan bentuk manuver politik, sehingga harus diberi teguran.
"Ini anak bagaimana pun harus ada yang menegur dia, ada yang menasihati," tekannya.
"Sama dengan iparnya yang di Medan, itu si Boby, prestasinya hampir tidak jelas gitu lho sebagai Wali Kota Medan, jadi sungkan orang karena anak Presiden, nggak ada yang negur, nggak ada yang menasihati. Ini Gibran juga nggak ada yang menegur, sudah kejadian, baru ditegur," sambungnya.
Panda mengatakan, Gibran sedang mengalami satu dari tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan.
Baca Juga: Kritik Langkah Gibran yang Temui Prabowo, Senior PDIP: Bikin Frustrasi, Mahal Permainan Itu
Dia menjelaskan, pada 2013, ia pernah berdiskusi panjang dengan Jokowi sebelum menjadi seorang presiden. Saat itu, ia mengatakan bahwa ada tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan, dendam kemiskinan, dan dendam kekuasaan.
"Nah, sekarang Gibran ini terkejut badannya, 'wah hebat aku rupanya, orang penting aku'," imbuhnya.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Gibran memenuhi panggilan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristyanto ke Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5).
Pemanggilan itu menyusul pertemuan Gibran dengan Prabowo Subianto dan relawan Jokowi-Gibran di Solo pada Jumat (19/5/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.