Ia memastikan, Megawati sebagai penentu keputusan di PDIP akan mengambil keputusan yang tepat.
Hasto pun menekankan, bakal capres akan berasal dari internal partai atau kader partai sendiri.
Hal tersebut merupakan amanat dari Megawati, selain juga sebagai bentuk komitmen dari PDI-P bahwa pemimpin harus lahir dari proses kaderisasi atau penggemblengan.
Baca Juga: Usai Dideklarasikan PPP sebagai Bakal Capres 2024, Sandiaga Uno: Kita Apresiasi
Pada Pilpres 2014, Megawati mengajak Joko Widodo berziarah ke makam Bung Karno pada 13 Maret 2014. Sehari setelah itu, Megawati mengeluarkan surat perintah pencalonan Jokowi.
Kemudian, pada Pilpres 2019, keputusan pencalonan Jokowi diputuskan dalam pertemuan Jokowi dengan Megawati di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2018).
Pertemuan empat mata tersebut menyepakati untuk mengumumkan pencalonan Jokowi di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP, Jumat (23/2/2018).
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, pertemuan Jokowi-Megawati merupakan sebuah sinyal bahwa Megawati akan segera memutuskan dan mengumumkan capres dari PDIP.
Baca Juga: Ditanya soal Kemungkinan Duet Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024, PDIP: Kami Tak Bisa Berandai-andai
Mengenai sayur lodeh yang dihidangkan dalam pertemuan Megawati-Jokowi, Adi menduga hal itu sebagai simbol atas sejumlah nama figur yang diajukan Jokowi pada Megawati untuk maju di Pilpres 2024.
”Ketika Jokowi menyodorkan sayur lodeh, itu bisa dianggap sebagai bahasa simbolik bahwa secara politik Jokowi bisa menyodorkan nama-nama sebagai bentuk pertimbangan kepada Megawati. Soal siapa yang akan jadi capres, keputusan resminya tentu ada di Megawati,” kata Adi.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.