JAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan Hakim Agung Joko Sarwoko menyebut adanya kemungkinan majelis hakim yang menangani kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat mendapat tekanan.
Penjelasan itu disampaikan Joko dalam Satu meja The Forum, Kompas TV, Rabu (8/2/2023) malam.
Dalam acara itu, awalnya Joko Sarwoko menyebut bahwa seharusnya bersikap independen terhadap pro dan kontra yng muncul pada kassus Yosua.
“Seharusnya independen,” tuturnya menjawab pertanyaan Budiman Tanuredjo, pembawa acara Satu Meja The Forum.
Saat Budiman menanyakan, apakah hakim akan terpengaruh dengan beragam isu yang muncul, seperti adanya operasi senyapdan sebagainya, Joko mengatakan seharusnya majelis mengabaikan itu.
Baca Juga: Jelang Sidang Vonis Pekan Depan, Eliezer Tertekan dan Alami Perubahan Pola Tidur!
“Seharusnya diabaikan oleh para hakim, majelis.”
Joko mengakui bahwa saat masih menjabat sebagai hakim, dirinya pernah mendapatkan intervensi, dan mengundurkan diri darianggota majelis setelah merasa tidak kuat.
“Ya, pernah (ada intervensi). Setelah saya tidak kuat, saya mengundurkan diri.”
“Waktu itu rumah saya didatangi, ketika saya menangani kasusnya Tommy Soeharto, waktu menembak hakim agung,” jelasnya.
Menurutnya, kala itu ia sering didatangi oleh ajudan dan sering akan dijemput.
“Saya mau dijemput. Pagi-pagi mau ke kantor didatangi lagi. Sopir saya pernah diundang ke rumahnya. Setelah itu kan saya lebih bagus saya mengundurkan diri sebagai anggota majelis hakim.”
Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan terjadinya tekanan atau intervensi pada hakim yang menangani kasus Yosua, Joko tegas mengatakan kemungkinan itu ada.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.