Riano sendiri termasuk dalam kelompok yang dia sebut "orang-orang Haji Lulung". Ia mengikuti jejak Lulung untuk pindah ke PAN pada 2019, namun kemudian kembali ke PPP ketika Lulung juga pindah ke partai itu pada 2021.
Untuk diketahui, Mardiono mencopot Guruh Tirta Lunggana melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 0790/SK/DPP/W/I/2023.
Dalam SK itu, ketua DPW PPP DKI diisi oleh Syaiful Rahmat, sementara Guruh turun jabatan menjadi sekretaris DPW PPP DKI.
Sejumlah tokoh PPP DKI Jakarta pun memproter pencopotan itu, karena dianggap tak sesuai ketentuan.
Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta 2014-2019 Maman Firmansyah berujar, pencopotan Guruh tak sesuai anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) tentang masa waktu Formatur Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP DKI.
Maman menyebut pencopotan itu juga merupakan langkah politik penghancuran suara untuk PPP di Jakarta.
Baca Juga: Waketum PPP: Tidak Ada yang Bisa Melarang Bicara Penundaan Pemilu
"Ini sangat memprihatinkan karena keputusan itu (pencopotan Guruh) juga tidak berkorelasi dengan kepentingan perbaikan suara PPP di Jakarta," tutur Maman dalam keterangannya, Senin (23/1/2023), dikutip Kompas.com.
Saat itu ia juga menilai bahwa langkah Mardiono mencopot Guruh sebagai tindakan yang semena-mena, dan tidak mempunyai niat baik untuk memperbaki suara PPP di Ibu Kota.
"Bagi saya, ini (pencopotan Guruh) kesewenang-wenangan dan (Mardiono) tidak mempunyai niat baik untuk memperbaiki suara PPP ke depan," sebut Maman.
Tak hanya soal pencopotan Guruh, ia juga mempertanyakan keputusan Mardiono yang merombak komposisi ulama dan habib dalam majelis syariah DPW PPP DKI Jakarta.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.