Kompas TV nasional bedah peristiwa

Kisah Jessica dan Mirna, Persahabatan yang Berakhir Kematian di Gelas Es Kopi Vietnam

Kompas.tv - 6 Januari 2023, 06:30 WIB
kisah-jessica-dan-mirna-persahabatan-yang-berakhir-kematian-di-gelas-es-kopi-vietnam
Jessica Kumala Wongso dan Wayan Mirna Salihin. (Sumber: Kompas.com -)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

Setelah 32 kali persidangan dan puluhan saksi dihadapkan ke pengadilan, hakim akhirnya menyatakan Jessica bersalah atas pembunuhan berencana kepada Mirna dan menjatuhkan vonis 20 tahun penjara.

Dalam persidangan juga terungkap, kasus ini dilatarbelakangi dendam dari Jessica kepada Mirna. Arief Soemarko, suami Mirna, bersaksi di pengadilan bahwa Jessica pernah marah besar kepada istrinya itu pada bulan Oktober 2014 ketika mereka di Australia. 

Musababnya, terang Arief, Jessica marah saat Mirna menasihatinya mengenai hubungan Jessica dengan pacarnya. Kala itu, Jessica marah dan meninggalkan Mirna sendirian dalam pertemuan mereka di Australia. 

Semenjak itu, kata  Arief, Mirna ketakutan menghadapi Jessica. Mirna ketakutan karena menganggap Jessica marah kepadanya saat terakhir bertemu pada Oktober 2014 di Sydney, Australia. "Mirna tak mau bertemu Jessica seorang diri. Dalam pikiran Mirna, Jessica marah sama dia," kata Arief.

Setelah lama tak bersua, Jessica mengajak janjian bertemu Mirna di Jakarta. Pertemuan itulah yang kemudian berakhir dengan kematian Mirna. 

Di pengadilan juga terungkap, saat di Australia, Jessica beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Hal itu diperkuat saksi bernama John J Torres, polisi dari New South Wales, Australia pada 26 September 2016. John memaparkan catatan-catatan kepolisian atas nama Jessica yang diketahui beberapa kali mencoba melakukan bunuh diri. 

Sementara, Jessica bersikukuh dia bukan pelaku pembunuhan Mirna. Dalam nota pembelaan (pleidoi) yang dibacakan pada sidang kasusnya yang ke-28 di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, 13 September 2016, dia mengatakan tak ada alasan untuk memperlakukan dirinya seperti sampah.

"Bagaimanapun juga, saya tidak membunuh Mirna, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk memperlakukan saya seperti sampah," ujar Jessica dalam nota pembelaannya, seperti dilansir Tribunnews.com.

"Saya ada di sini karena saya dituduh meracuni teman saya, Mirna. Saya tidak menyangka kalau pertemuan di tanggal 6 Januari tersebut adalah saat terakhir saya bertemu Mirna, apalagi saya dituduh membunuhnya. Namun saya sadar kalau tidak ada yang luput dari kehendak Tuhan yang Maha Esa. Dan selama ini saya diberikan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menghadapi cobaan ini," tutur Jessica.

"Mirna adalah teman yang baik, karena Mirna memiliki sifat yang ramah, baik hati dan jujur dengan teman-temannya. Selain itu dia juga sangat humoris, kreatif, dan pandai. Walau kita jarang bertemu karena tinggal di negara yang berbeda tetapi sangat mudah untuk menghabiskan waktu berjam-jam bercanda dan mengobrol pada saat bertemu."

Baca Juga: Putusan Kasus Kopi Sianida Jadi Amunisi Sambo, Pakar Hukum: Berbeda Kasusnya, Tak Ngaruh ke Hakim

"Tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa Mirna datang dari keluarga yang siap menekan dan mengintimidasi siapa pun yang mereka percaya telah berbuat hal yang buruk walau tanpa penjelasan yang pasti. Itu membuat saya berpikir apakah mereka menjadi jahat karena kehilangan Mirna," ujar Jessica.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x