Tarif baru tersebut terbagi dalam dua kategori: Rp750.000 per orang untuk turis lokal dan 100 dolar AS per orang bagi wisatawan mancanegara.
"(Sementara) anak sekolah diberi kuota (kunjungan) 25 persen setiap hari, dengan harga tiket Rp 5.000 per orang," kata Luhut saat berada di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022) silam.
Luhut mengatakan kenaikan ini merupakan saran dari UNESCO terkait konservasi Candi Borobudur. Meski demikian, rencana kenaikan harga ini ditunda setelah mendapatkan protes banyak pihak.
Baca Juga: Luhut Sebut Kecelakaan Proyek Kereta Cepat karena Human Error, Pastikan Tetap Selesai di 2023
Klaim memiliki big data soal 110 juta rakyat ingin tunda pemilu
Pernyataan Luhut kembali membuat heboh usai mengklaim memiliki big data 110 juta rakyat yang menginginkan menunda pemilu, Maret 2022 silam. Luhut mengutarakan hal itu ketika diwawancarai di salah satu akun YouTube.
Isu perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo menjadi tiga periode kembali jadi bahasan. Pasalnya sejumlah ketua umum partai politik sudah menyuarakan isu ini jauh-jauh hari.
Meski demikian, Luhut tak mau membuka data yang ia maksud dan terus menolak ketika ditanya oleh awak media.
"Ya janganlah, buat apa dibuka?” tutur Luhut, 15 Maret 2022, dalam Kompas.com.
Namun, ia tetap bersikukuh bahwa data itu benar-benar ada dan dirinya tak berbohong.
Baca Juga: Luhut: OTT Tidak Bagus, KPK Jangan Sedikit-sedikit Tangkap, Kalau Mau Bersih di Surga Saja Kau
"Ya pasti adalah, masa bohong," kata Luhut.
Luhut mengatakan banyak mendenar aspirasi rakyat terkait penundaan pemilu. Menurutnya banyak masyarakat yang menyatakan bahwa kondisi saat ini relatif tenang tanpa pergantian kepemimpinan.
"(Masyarakat bertanya), kenapa mesti kita buru-buru? Kami capek juga dengar istilah kadrun lawan cebong. Kayak gitu, ya apa istilahnya dulu itulah. Kita mau damai, itu aja sebenarnya," ujar Luhut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.