JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyebab kematian satu keluarga di Kalideres masih misterius. Sejumlah pakar menilai kasus tersebut diduga karena pembunuhan. Namun, ada pula yang menilai akibat bunuh diri.
Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam Budidarmawan Prasodjo menjelaskan, sulit dikatakan jika kasus tersebut karena bunuh diri. Pun, perlu bukti yang kuat menyoal penyebab kematian satu keluarga ini adalah akibat pembunuhan.
Jika dikaitkan dengan kasus bunuh diri, menurut Imam B Prasodjo, maka waktu kematian para korban akan saling berdekatan. Namun, dalam keterangan kepolisian, ada perbedaan selisih waktu kematian antarkorban.
Selain itu, secara teori, tindakan bunuh diri dilakukan secara individu dan bukan kolektif.
Baca Juga: Polisi Temukan Fakta Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Dalam Waktu Dekat Terpecahkan
Di sisi lain, ada faktor yang bisa menjelaskan penyebab kematian satu keluarga tersebut karena nekat mengakhiri hidup.
Seperti kurangnya interaksi sosial korban dengan lingkungan maupun dengan keluarga korban. Kurangnya interaksi ini membuat pihak lain sulit mencegah tindakan bunuh diri yang dilakukan korban.
Namun, kepolisian perlu mendalami latar belakang masing-masing korban untuk menentukan apakah kematian satu keluarga itu merupakan kematian yang dikehendaki.
Sebab, tidak semua kasus bunuh diri dikaitkan dengan masalah ekonomi atau kelaparan.
Baca Juga: Teka-teki Penyebab Tewasnya Satu Keluarga yang Jenazahnya Mengering di Kalideres.
"Ada kemungkinan depresi dan tertutup. Interaksi sosial dan keputusan untuk mengakhiri hidup ini saling berkaitan. Ada orang yang ingin mengakhiri hidup, tapi ada social support yang mencegah itu tidak terjadi," ujar Imam di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (17/11/2022).
Namun, jika melihat kasus tersebut sebagai pembunuhan, imbuh Imam, faktor pendukungnya yakni perbedaan waktu kematian, tempat kejadian yang sangat tertutup, dan ditemukannya tanda-tanda para korban berencana mengakhiri hidup.
Tetapi, jika masuk dalam kategori pembunuhan, maka ada tindakan perlawanan dari masing-masing korban. Sementara, hasil autopsi diketahui tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada keempat jenazah korban.
"Kalau dugaan saya, inilah yang dituju, yaitu mengakhiri hidup. Tetapi sebabnya apakah ada semacam tekanan sosial, gejolak ekonomi, social support yang tidak tersedia sehingga upaya mengakhiri hidup tidak tercegah, ini perlu diteliti," ujar Imam.
Baca Juga: Polisi Bantah Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres karena Kelaparan
Di kesempatan yang sama, kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto menilai, dari sisi keilmuan kriminologi, penyebab kematian satu keluarga ini bukan karena bunuh diri, melainkan adanya tindak pidana yang dilakukan pihak lain.
Menurut Soeprapto, ada beberapa kemungkinan bahwa para korban tidak berniat mengakhiri hidup. Pertama, ada kemungkinan bahwa pelaku sengaja meletakkan bedak dan kapur barus di TKP untuk menutupi bau jenazah.
Sebab, sejauh ini kepolisian belum menerangkan kaitan barang bukti yang ditemukan tersebut dengan kasus tewasnya sekeluarga itu.
Ada kemungkinan juga korban mendapat tekanan dari pihak lain sehingga memilih untuk mengakhiri hidup. Hal ini dapat dikategorikan sebagai tindakan pembunuhan yang dilakukan tidak langsung.
Begitu juga mengenai dugaan para korban mengikuti ajaran kepercayaan atau sekte tertentu untuk bunuh diri. Menurut Soeprapto, tidak ada sekte yang mendorong anggotanya untuk bunuh diri.
"Keyakinan saya, korban tidak bermaksud bunuh diri, tapi penyebab kematian bermotif ekonomi sangat mungkin. Tapi ini masih perlu penyelidikan lebih lanjut dan kehati-hatian dalam menyimpulkan kasus ini," ujar Soeprapto.
Penemuan keempat jenazah yang tewas secara misterius ini bermula dari kecurigaan warga akan bau busuk dari dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Seusai kepolisian mendobrak rumah, ditemukan empat jenazah sudah mengering
Keempat jenazah yang diketahui masih satu keluarga itu yakni suami berinisial RG (71), istri berinisial RM (66), anak berinisial DF (42), dan paman berinisial BG (68).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.