Dia kemudian menceritakan bagaimana detik-detik saat Bripka Andik meninggal dunia karena dikeroyok oleh suporter.
Anwari mengungkapkan, saat situasi mulai ricuh, Bripka Andik masih tertinggal dan berada paling belakang.
Dia sempat dirangkul oleh rekannya yang lain agar bisa meloloskan diri. Namun nahas, Bripka Andik malah tertinggal dan terpisah dari rombongan.
Ayah dua anak itu kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca Juga: PSSI Jatuhi Sanksi Arema FC: Dilarang Bermain di Kandang Selama Satu Musim!
"Kalau kami tidak cepat turun, mungkin semakin banyak yang jadi korban," ucap Anwari.
Kepergian Bripka Andik yang membuat personel dari Polres Tulungagung merasa terpukul. Apalagi mereka juga sempat menjadi saksi kerusuhan skala besar dan mematikan ini.
Kericuhan di Stadion Kanjurihan ini membuat Anwari dan anak buahnya terjebak selama hampir semalaman karena mereka baru berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB.
Sementara itu, Bripka Andik Purwanto mendapat penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi oleh Polri.
Dilansir dari Kompas.com, korban menerima kenaikan pangkat luar biasa tersebut dari brigadir polisi kepala menjadi ajun inspektur dua anumerta.
“Almarhum mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar biasa, yakni naik satu tingkat lebih tinggi,” ujar Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto.
Dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan itu, ada dua anggota kepolisian yang menjadi korban meninggal dunia.
Selain Bripka Andik, Briptu Fajar Yoyok Pujiono dari Polres Trenggalek juga meninggal dalam tragedi terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia itu.
Baca Juga: 125 Orang Tewas, Insiden di Kanjuruhan Menjadi Tragedi Sepak Bola Terburuk ke-2 Dunia
Sumber : Tribunnews/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.