JAKARTA, KOMPAS.TV - Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah organisasi kelompok nasionalis Hindu sayap kanan India, mengonfirmasi akan hadir pada perhelatan Forum Agama R20 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 2-3 November 2022. Kabar ini memantik perdebatan dan kontroversi di tanah air.
Juru Bicara R20 dari PBNU, Muhammad Najib Azca, Rabu (28/9/2022) menjelaskan tentang kedatangan RSS ini ke Indonesia.
Najib lantas menjelaskan, ada tiga alasan utama di balik RSS datang ke Indonesia di forum R20.
Pertama, R20 merupakan agenda yang menempel pada forum G20. Karena itu, peserta yang diundang sebagian besar mewakili negara-negara yang termasuk dalam Forum G20. India merupakan salah satu peserta G20.
“R20 ini event yang menempel ke G20. Karena R20 engagement group dari G20, maka undangan di R20 mengikuti struktur keanggotaan G20. Representasi tokoh-tokoh agama anggota G20 akan diundang. Kita mengikuti pola dan pakem G20,” ujarnya, Rabu (28/9/2022) malam dilansir dari situs resmi NU.
Meskipun demikian, ada pula peserta R20 yang bukan representasi dari anggota G20.
Najib mencontohkan kehadiran tokoh agama dari Vatikan yang bukan merupakan anggota G20. Begitu pula tokoh agama dari Uni Emirat Arab.
Walaupun bukan anggota G20, menurutnya, tokoh dari kedua negara ini sangat penting.
Kedua, perwakilan RSS diundang karena organisasi itulah yang direkomendasikan oleh Pemerintah India.
Sebab, lanjut Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, RSS merupakan akar kekuatan dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang saat ini berkuasa di negara itu.
"Kita berkoordinasi dan mengundang tokoh yang direkomendasikan dari pemerintah India dalam R20. Rekomendasi untuk R20 salah satunya (tokoh) dari RSS,” kata Najib.
Apalagi, Presidensi G20 di tahun 2023 akan dipegang India. Karenanya, NU sebagai penyelenggara berkoordinasi dengan Pemerintah India dan mendapatkan rekomendasi dari mereka.
“Untuk India, kita mengikuti rekomendasi, [yaitu] dari RSS,” katanya.
Pada intinya, tokoh yang dipilih tidak memusuhi pemerintah. Hal ini tidak lain guna menjaga hubungan baik antarnegara, dalam hal ini adalah hubungan Indonesia sebagai tuan rumah dengan negara lainnya.
Sumber : Kompas TV/NU Online
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.