Menurut Laban, peristiwa peretasan terhadap media yang dibangun oleh Najwa Shihab ini merupakan upaya pembungkaman terjadap kerja jurnalistik.
"Kami menilai dan meyakini ada upaya pembungkaman terhadap teman-teman Narasi untuk menyampaikan karyanya," ujarnya.
Hingga Senin sore, Laban menyebut serangan masih berlanjut terhadap beberapa orang lainnya.
Ia menambahkan, hacker atau peretas berusaha melihat isi pembicaraan pegawai Narasi TV.
"Dia melihat isi pembicaraan kami. Pelaku belum mencoba mengirimkan sesuatu yang merugikan terhadap seseorang, narsum, atau teman-teman di lingkaran kami," terangnya.
Laban menjelaskan, kabar peretasan pertama kali ia dengar pada Sabtu (24/9/2022).
"Awalnya seorang produser Narasi yang tidak bisa mengakses WhatsApp pada sekitar pukul 15.30 WIB," kata Laban.
Menurut Laban, peretas mengambil alih semua aplikasi komunikasi korban, sehingga tidak bisa digunakan.
"Dua jam kemudian, ada dua orang lagi salah satunya manajer pemberitaan di Narasi," ungkapnya.
"Dia bukan hanya mendapat gangguan di WhatsApp, tapi ada percobaan pengambilalihan akun Facebook, Telegram, dan Instagram."
Bahkan, salah satu akun tersebut, kata Laban, telah masuk melalui perangkat baru.
Kemudian, pada Minggu (25/9/2022) pagi, ada sekitar 11 pegawai yang melaporkan bahwa ada percobaan akses terhadap akun media sosial mereka.
Peristiwa peretasan tersebut, kata Laban, tidak mengganggu kerja jurnalis maupun pegawai Narasi TV.
"Secara psikologis, teman-teman masih bekerja seperti biasa," ujarnya.
"Kami semakin kuat di dalam, semakin satu suara, dan meyakini apa yang kami lakukan benar untuk jurnalisme Indonesia," pungkasnya.
Baca Juga: Cara Cek Data Pribadi Bocor atau Tidak di Internet, Mudah Tinggal Masukkan Email
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.