BANDUNG, KOMPAS.TV - Ahli psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) dr. Teddy Hidayat mengatakan penyebaran HIV/AIDS kini mengalami perubahan.
Jika pada 10 tahun yang lalu, penyebaran HIV/AIDS banyak melalui jarum suntik, kini lebih banyak dari aktivitas seksual yang berisiko.
"Mengendalikan HIV/AIDS masa kini dan mendatang sangat sulit karena penularannya terutama melalui aktivitas seksual berisiko," tutur Teddy dalam acara kajian Syamil x LDF “Mengenal Ancaman HIV/AIDS di Sekitar Kita/Kehidupan Mahasiswa”, Sabtu 17 September 2022, dikutip dari laman Unpad.
Baca Juga: Kronologi Anak 12 Tahun Terinfeksi HIV, Diperkosa Berulang Kali Hingga Dijual Tantenya
Salah satu cara untuk menekan penyebaran tersebut adalah berfokus pada transmisi HIV/AIDS.
Teddy menekankan perubahan perilaku masyakarat merupakan salah satu hal yang utama.
"Apa yang bisa dilakukan? Changes behavior (mengubah perilaku, red) itu nomor satu," tutur Teddy.
Teddy melanjutkan pencegahan dini terkait virus ini sangat penting dilakukan. Caranya dengan menghindari perilaku yang berisiko dapat menularkan atau tertular HIV/AIDS.
Terlebih anak-anak pun perlu dicegah sedari dini agar tidak memiliki perilaku berisiko atau risk behavior saat remaja atau dewasa.
Baca Juga: Kontroversi Wagub Jabar Usul Poligami Solusi Tekan HIV/AIDS, Panen Kritik dari RK, MUI hingga PB IDI
"Makin awal kita bisa mencegah maka semakin baik," jelasnya.
Pola asuh terlebih pola didik menjadi penting agar mereka tidak memiliki perilaku berisiko tinggi atau high risk behavior di masa mendatang.
"Kalau ingin meregenerasi berikut lebih kuat, kepribadian itu dibentuk 5 tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu pada saat itulah sebenarnya kita harus mulai intervensi," tandas dr. Teddy.
HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Belum ada obat dari virus ini. Meski demikian, menggunakan terapi pengobatan antiretroviral bisa digunakan untuk mengurangi dampak dari gejala.
Seperti dilaporkan Kompas.com, dalam sebagian besar kasus HIV/AIDS, begitu seseorang tertular HIV, virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidupnya. Lantas bagaimana gejala virus ini?
Baca Juga: Penyebab dan Cara Penularan HIV/AIDS yang Kasusnya Tinggi di Bandung
Dalam tahap pertama yang tampak adalah infeksi HIV primer. Tahap ini merupakan sindrom retroviral akut (ARS), atau infeksi HIV akut.
Biasanya seseorang dalam tahap ini akan bergejala flu. Sehingga seseorang pada tahap ini mungkin berpikir bahwa mereka menderita flu parah atau penyakit lain. Selain itu, demam jadi gejala yang paling umum.
Gejala lain pada tahap ini antara lain:
Gejala ini bisa berlangsung selama 2 sampai 4 minggu setelah paparan awal. Namun, beberapa orang mungkin hanya memiliki gejala selama beberapa hari.
Baca Juga: Gejala HIV/AIDS pada Pria dan Wanita, Ratusan Mahasiswa Positif di Bandung
Selanjutnya adalah tahap HIV kronis. Meski banyak orang tak menunjukkan gejala pada tahap ini, tetapi dimungkinkan beberapa orang memiliki gejala setelah infeksi akut.
Gejala HIV kronis dapat bervariasi, mulai dari yang minimal hingga yang lebih parah. Berikut ini beberapa gejalanya:
Infeksi laten bisa berkembang ke tahap ketiga dan terakhir dari HIV yang dikenal sebagai AIDS.
Tanda dari HIV telah berkembang ke tahap akhir adalah tingkat CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Dasar HIV dan AIDS, Benarkah Bisa Menular Lewat Pelukan?
Normalnya, CD4 berada pada kisaran 500 hingga 1.600 sel per milimeter kubik.
Gejala AIDS antara lain:
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.