MADIUN, KOMPAS.TV – Pemuda asal Madiun, Jawa Timur, MAH (21), mengaku tidak jago berbahasa Inggris, dan hanya menggunakan apilkasi penerjemah bahasa, Google Translate, untuk bertransaksi dengan Bjorka.
Menurut MAH, ia hanya menggunakan teknologi alihbahasa yang tersedia pada ponselnya untuk berkomunikasi.
"Cukup menggunakan translater kan bisa," ucapnya, Sabtu (17/9/2022), dikutip dari Kompas.com.
Ia mengaku sempat berinteraksi dengan Bjorka saat transaksi jual beli channel Telegram 'Bjorkanism'.
Baca Juga: “Bantu” Bjorka, Pemuda Penjual Es Jadi Tersangka, Pakar: Memang Salah?
Saat itu Bjorka berminat untuk membeli channel Telegram 'Bjorkanism' milik MAH dengan harga 100 dolar.
"Percakapannya di Telegram, menggunakan bahasa Inggris," kata warga Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur tersebut.
Anak kedua dari tiga bersaudara tersebut juga mengaku tidak bisa coding ataupun menguasai ilmu peretasan.
"Saya tidak punya kemampuan hack, laptop saja tidak punya," terang pria yang sehari-hari berjualan es tersebut.
Satu-satunya barang elektronik yang digunakan untuk berselancar di dunia maya adalah handphone alias telepon genggam.
MAH juga menyebut, awalnya ia tidak menyangka bahwa ada yang tertarik dan mau membeli channel Telegramnya tersebut.
"Hokinya lagi yang beli orangnya (Bjorka) langsung," lanjutnya.
Baca Juga: Awal Mula Pemuda Penjual Es Bantu Bjorka Hingga jadi Pelanggar UU ITE
Saat itu, hacker tersebut langsung meminta dompet digital milik MAH untuk mengirim bitcoin senilai 100 dolar sebagai pembayaran kepemilikan channel Telegram 'Bjorkanism'.
"Setelah pembayaran itu, channel-nya bukan lagi milik saya," jelas MAH.
Walaupun pernah berinteraksi langsung, MAH mengaku tidak mengetahui dan kenal dengan sosok Bjorka.
"Kalau dugaan saya (Bjorka) ada di luar negeri," jelas MAH.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.