Namun, pemerintah justru memutuskan menaikkan harga BBM subsidi.
"Untuk angkutan pribadi harusnya dilakukan pengaturan (kuota BBM) harusnya berapa liter. Waktu pengisian sehari sekali, gitu mestinya," ucap Ateng.
Sebab, menurutnya alasan kenaikan BBM bersubsidi terus berulang, yakni kuota BBM subsidi jebol.
Jika pembatasan penggunaan BBM subsidi oleh angkutan pribadi diterapkan, lanjut Ateng, maka kuota BBM akan tetap aman.
"Ini dari tahun ke tahun kan ceritanya berulang bahwa ada kekurangan kuota, begitu kan kira-kira. Perkara kuota kalau dibatasin seperti itu mestinya enggak bakal berkurang," kata dia.
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar, serta harga BBM non-subsidi Pertamax, berlaku mulai Sabtu (3/9) kemarin pukul 14.30 WIB.
Baca Juga: Soal Kenaikan Harga BBM di Akhir Pekan, Politikus Demokrat: Seolah-olah Tak Pikir Kegiatan Ekonomi
Kenaikan harga ini diumumkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pada Sabtu (3/9).
"Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga utntuk melindungi rakyat dari gejolak kenaikan harga minya dunia. Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit, ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga beberapa jenis BBM yang mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.
Mengutip MyPertamina, harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter.
Sementara itu, Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax, dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.