“Jadi Demokrat dan PKS butuh satu partai. Kalau Nasdem masuk ke koalisi,” imbuhnya.
Berdasarkan perkembangan yang ada, ia membagi peluang koalisi ke depan menjadi empat arah.
Arah pertama adalah PDIP berkoalisi dengan Partai Nasdem. Arah kedua, PDIP bergabung ke PKB dan Gerindra.
Arah ini, kata dia dapat dilihat dari rencana pertemuan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto.
“Nanti mungkin Prabowo Mbak Puan atau Prabwo-Ganjar.”
“Arah ketiga, PDIP akan bergabung dengan KIB, cukup kuat. Kalau itu yang terjadi, tentu sangat kuat KIB, tinggal bagaimana calonnya,” kata dia.
Arah empat, lanjut Ari, adalah kemungkinan Partai Nasdem bergabung dengan Partai Demokrat dan PKS, yang menurut dia gejalanya sudah ada.
Ia menalnjutkan, dugaan PDIP akan mendekat ke Nasdem muncul karena posisi partai Nasdem sekarang ini memang sentral dan belum memiliki koalisi.
Tapi, jika nantinya Nasdem bergabung dengan PKS dan Demokrat, menurutnya PDIP akan gabung dengan Gerindra-PKB atau dengan KIB.
Baca Juga: Bertemu Relawan Bravo 5 Binaan Luhut, Jokowi Bicara Soal Pilpres 2024
“Skenario koalisinya adalah dua poros koalisi, berarti akan ada pilpres satu putaran. Kalau ada dua poros, tentu akan menginduk ke kuadran satu dan dua jadi dua koalisi besar,” tuturnya.
“Kalau tiga poros, peluangnya akan pilpres dua putaran, akan menginduk ke arah kuadran tiga, maksudnya ke PDIP, artinya PDIP bisa membentuk poros koalisi baru.”
Ia juga menyebut, jika melihat pernyataan sejumlah petinggi PDIP, menurut Ari, mereka menginginkan pilpres mendatang hanya berlangsung satu putaran.
PDIP disebutnya sangat mungkin tidak akan satu koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS, karena buat masih ada beban masa lalu.
“Kalau dengan PKS, beban PDIP adalah beban ideologis.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.