Kompas TV nasional peristiwa

Pengakuan Abu Bakar Ba'asyir Usai Ikuti Upacara 17 Agustus, Pertama dalam Sejarah Ponpes Ngruki

Kompas.tv - 17 Agustus 2022, 11:51 WIB
pengakuan-abu-bakar-ba-asyir-usai-ikuti-upacara-17-agustus-pertama-dalam-sejarah-ponpes-ngruki
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki Abu Bakar Baasyir seusai pelaksanaan upacara bendera peringatan HUT ke-77 RI di halaman ponpes setempat, Rabu (17/8/2022).( (Sumber: KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Eks Narapadina terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, mengikuti prosesi upacara bendera 17 Agustus 2022 dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2022).

Abu Bakar Ba’asyir tampak di deretan depan dalam prosesi upacara itu.

Ia duduk bersama deretan Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Achiruddin, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi dan tamu undangan.

Dalam pengakuannya, Abu Bakar Ba'asyir mengatakan pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus tersebut merupakan yang pertama kali sejak Ponpes Al Mukmin berdiri 10 Maret 1972 silam.

“Baru kali ini (upacara 17 Agustus) sejak (pondok) berdiri," kata Abu Bakar Ba'asyir seusai mengikuti upacara bendera merah putih peringatan 17 Agustus di halaman pondok, Rabu (17/8/2022) dilansir dari kompas.com.


 

Dia juga mengatakan, upacara bendera di Ponpes Ngruki berjalan dengan baik.

Upacara ini, kata dia, juga merupakan bentuk syukur.

"Jadi memang kewajiban kita ini apa saja yang dikaruniai oleh Allah harus dibalas dengan syukur diwujudkan dalam bentuk upacara. Di masjid setelah ini akan diwujudkan dalam bentuk sujud syukur," kata dia.

Ia juga menjelaskan arti syukur itu.

Menurutnya, wujud syukur seperti kemerdekaan 17 Agustus adalah bentuk nikmat Allah SWT, maka dari itu harus disyukuri.

"Jadi upacara 17 Agustus itu merupakan bentuk wujud syukur kepada Alla SWT karena kita wajib kalau mendapat nikmat wajib bersyukur kepada Allah," kata Abu Bakar Ba'asyir.

Baca Juga: Berpakaian Serba Putih, Abu Bakar Baasyir Ikut Upacara Kemerdekaan di Ponpes Ngeruki

Upacara bendera dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung khidmat.

Upacara bendera diikuti oleh semua santri pondok dan pengasuh, termasuk Abu Bakar Ba'asyir.

Sedangkan Bertindak sebagai inspektur upacara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Muhadjir berpesan kepada para santri pondok harus ada perimbangan antara belajar ilmu agama dan umum.

"Ilmu agamanya cukup dalam dan luas kalau kemudian dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas dan kuat, maka saya yakin para santri dan alumninya yang sekarang sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri itu akan ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan Indonesia," kata Muhadjir.

Baca Juga: Putra Abu Bakar Ba'asyir Sebut Ayahnya Sudah Lama Mengakui Pancasila

Proses Menerima Pancasila, Terjadi Saat Ramadan 

Sebelumnya seperti diberitakan, Abu Bakar Ba’asyir sudah mengakui Pancasila setelah sebelumnya menolaknya sebagai ideologi negara. Hal itu dikonfirmasi oleh putra beliau, Abdul Rochim.

Dalam keterangan Abdul Rachim kepada KOMPAS.TV, momen itu terjadi saat bulan Ramadan tahun lalu. 

Dalam sebuah video Abu Bakar Ba'asyir duduk bersila dengan memakai peci hitam dan berbaju koko putih. Lantas, ia bicara kepada beberapa orang di sebuah ruangan tentang Pancasila. 

“Indonesia berdasar Pancasila, mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya Tauhid, Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar Abu Bakar Ba'asyir dalam video yang dilihat pada Rabu (3/8/2022)

Lantas, ia menjelaskan soal pemahaman barunya tentang Pancasila. 

Dulu, kata dia, ia  mengganggap Pancasila itu bagian syirik atau menyekutukan Allah SWT dalam pemahaman Islam. 

Kini, ia menganggap Pancasila tidak lagi syirik lagi lantaran melihat para ulama. 

“Ini pun pengertian saya terakhir. Dulunya saya (menyatakan), Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu,” ujarnya.

“Tetapi setelah saya pelajari selanjutnya, tidak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik, itu ndak mungkin,” kata Abu Bakar Ba'asyir.  




Sumber : Kompas TV/kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x