Jadi, secara isu, menurutnya, bahkan tidak jauh berbeda antara partai-partai Islam ini dengan partai yang bukan partai Islam, bahkan relatif serupa.
“Selain itu, dalam perkembangan politik Indonesia kontemporer, ideologi partai sudah menjadi membaur bahkan kabur antara partai religius nasionalis dan nasionalis religius,” kata dia.
Partai Islam itu, menurut Hanif adalah PPP, PKS, PAN, PKB, PBB, serta partai baru seperti Gelora, Partai Ummat, PBB, serta Partai Pelita.
Partai-partai itu disebut Hanif harus berjuang ekstra agar nanti bisa berbicara banyak di Pemilu 2024 di tengah tren yang justru menurun.
Baca Juga: Pengamat : Andai Pemilu Dilakukan Hari ini, Lima Partai Islam Gagal Menempatkan Kader di DPR
Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Partai Islam Tak Beranjak Naik, Cenderung Turun
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya, menunjukkan angka elektabilitas 5,4 persen.
Bahkan PKS, jika dibandingkan dengan hasil survei pada Januari lalu, yakni 6,8 persen, elektabilitas PKS menunjukkan penurunan.
Hal yang sama juga berlaku bagi PKB yang cenderung turun meski kecil, dengan 5,5 persen (Januari), dan 5,4 persen (Juni).
Penurunan elektabilitas juga terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dari 2,8 persen pada survei Januari lalu, menjadi 2,0 persen pada Juni 2022.
Hanya Partai Amanat Nasional (pan) yang naik dari 2,5 persen (Januari) menjadi 3,6 persen (Juni).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.