Lantas, karena perkataan Sunan Muria itu, warga pun menjadi bulus.
Mbah Dado, salah satu tetua, lantas meminta ke Sunan Muria agar perkataannya ditangguhkan, tapi sudah terlanjur.
Namun Sunan Muria lantas menancapkan tongkatnya, hingga muncul sumber air di situ. Mbah Dado pun dimakamkna di situ dan dipercaya menjaga warga hingga kini.
Nantinya, saat puncak acara Bulusan, warga sekitar akan memberi makan bulus (sejenis kura-kura) yang sebelumnya berada di sungai setempat, kini ditempatkan di kolam.
Selain itu, masyarakat jika hendak mengadakan hajat juga datang untuk memberi makan di kompleks Makam Mbah Dudo, terutama saat tradisi Bulusan digelar.
Tradisi Bulusan Bisa Digelar Lagi
Tradisi Bulusan pada tahun ini kembali digelar terbuka untuk masyarakat umum, setelah sebelumnya digelar secara terbatas karena masih masa pandemi COVID-19.
"Sebelumnya, selama dua tahun Tradisi Bulusan hanya digelar secara terbatas dan tidak ada acara apa-apa, sedangkan tahun ini kembali diadakan dan terbuka untuk umum," kata Fatoni, Kepala Dukuh Sumber Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Rabu, dikutip dari Antara.
Kembali digelarnya tradisi Bulusan diyakini akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar dengan berjualan aneka makanan dan minuman serta berbagai keperluan masyarakat.
Meskipun terbuka untuk umum, kata dia, dalam pelaksanaannya akan diterapkan sejumlah batasan bagi pengunjung.
Batasan ini untuk memastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan selama tradisi berlangsung.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.