JAKARTA, KOMPAS.TV – Para periset perempuan Indonesia di harapkan mampu mendorong lingkungan riset yang berkontribusi dalam kemajuan negara dan bermanfaat bagi masyarakat.
Berdasarkan data UNESCO memperlihatkan, masih adanya kesenjangan gender dalam keterlibatan di sains dengan 70 persen adalah laki-laki dan perempuan 30 persen.
Sementara disebutkan Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) NLP Indi Dharmayanti, di BRIN terdiri 56 persen laki-laki dan 44 perempuan dari total 4.102 peneliti.
"Saya harapkan bahwa dengan kekuatan yang kita miliki, perempuan sebagai periset di BRIN memang diharapkan mampu mendorong lingkungan riset yang mampu menciptakan penemuan dan inovasi serta berkontribusi tentunya terhadap kemajuan bangsa dan negara terutama bermanfaat bagi masyarakat," katanya dalam diskusi virtual BRIN edisi Hari Kartini, Kamis (21/4/2022).
Baca Juga: Iriana Jokowi: Maknai Hari Kartini sebagai Era Kebangkitan Perempuan Indonesia
Sementara itu, Kepala OR Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari secara khusus ingin menggarisbawahi bahwa berdasarkan statistik 50 persen periset di OR Pertanian dan Pangan adalah perempuan.
Profil sumber daya manusia itu membuktikan bahwa profesi perempuan sebagai periset memberi kontribusi yang sama terhadap ketahanan pangan nasional.
Dalam peringatan Hari Kartini yang dilakukan setiap 21 April ini, Dia juga ingin mendorong periset terutama perempuan meniru sikap tidak mudah menyerah ketika masih ingin mencoba seperti yang diusung Kartini.
"Ini sepertinya penting untuk periset karena sering penelitian kita gagal, terutama seperti molekuler, genomik itu banyak sekali kegagalan. Di lapangan banyak hama penyakit, di sini jangan pernah menyerah, bisa dicoba lagi," tutur Puji Lestari dalam kesempatan yang sama.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.