"Jadi, kenapa Ramadan kerap terjadi tawuran? Karena Ramadan dalam kebiasaan kita itu kemudian terhubung dengan memperluas waktu luang," kata Drajat kepada Kompas.com, Rabu (6/4/2022).
Drajat memberi contoh, saat bulan Ramadan, jam-jam sekolah atau jam kerja mengalami pengurangan.
Selain itu, warga yang biasanya di rumah, kini berkumpul dan berangkat ramai-ramai ke masjid.
Kondisi itu, kata dia menyebabkan ruang-ruang pertemuan publik menjadi semakin intensif. Hal ini kemudian disalahgunakan oleh kelompok tertentu untuk bertemu, yang berujung pada aksi gesekan.
"Ini yang menimbulkan peluang untuk terjadinya pertemuan-pertemuan, pergesekan-pergesekan kelompok itu," jelas dia.
Baca Juga: Viral! Perang Sarung di Cianjur Resahkan Warga
"Waktu luang itu dimanfaatkan sebagian orang untuk tawuran. Jadi ini relasinya eklektif," sambungnya.
Dia menambahkan, selama bulan Ramadan, biasanya kontrol masyarakat dan aparatur hukum lebih longgar.
Sebab, masyarakat beranggapan bahwa berkumpul-kumpul atau berkeliling ramai-ramai yang kerap dilakukan selama Ramadan adalah untuk hal-hal kebaikan.
"Jadi kalau orang mau keluar, mau berbondong-bondong ya dipikir merupakan perbuatan yang baik terkait Ramadan.”
“Ternyata ada yang menyalahgunakan. Jadi sistem sosial dan kontrol negara itu berkurang," tutur Drajat.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.