JAKARTA, KOMPAS.TV - Bukan sulap bukan sihir. Minyak goreng yang langka kini sudah eksis di pasaran.
Namun, harganya hampir dua kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng yang sebelumnya menjadi kebijakan pemerintah.
Berdasarkan hasil Rapat Terbatas yang dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan, pemerintah memang mencabut kebijakan satu harga minyak goreng kemasan.
Padahal, kebijakan satu harga minyak goreng baru dilakukan Rabu, 19 Januari 2022 dan direncanakan berlaku 6 bulan.
Penentuan HET minyak goreng memang membuat situasi pasar tidak kondusif. Ketersediaan minyak goreng langka di pasar tradisional hingga swalayan.
Kalau pun ada, stoknya tipis sehingga membuat masyarakat yang membeli wajib antre dan dibatasi jumlah pembeliannya.
Baca Juga: Minyak Goreng Langka dan Mahal, Puan: Emak-emak Menjerit
Dari dampak pelik kelangkaan minyak goreng, jatuh juga korban jiwa. Satu warga di Sulawesi meninggal dunia akibat kelelahan pasca-antre minyak goreng.
Kemarin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah tidak lagi mengatur harga minyak goreng, melainkan akan menyesuaikan dengan harga keekonomian.
Dari keputusan itu, Airlangga pun berharap ketersediaan minyak goreng kembali tersedia.
"Kita berharap bahwa dengan nilai keekonomian tersebut, minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional atau pun di pasar basah," ujar Airlangga.
Dalam sekejap, minyak goreng yang langka pun kembali diperdagangkan. Namun, harga per liternya mencapai Rp24.000 sementara kemasan 2 liter Rp46.000-Rp48.000.
Baca Juga: Minyak Goreng Kembali Melimpah Usai Pemerintah Cabut HET, Warga: Harganya Mahal dan Memberatkan
Harga baru minyak goreng ini pun dikeluhkan oleh sejumlah Ibu Rumah Tangga yang mengaku kemahalan.
Ernawati, Ibu Rumah Tangga yang berdomisi di Tanah Tinggi Jakarta Pusat mengaku kaget dengan kebijakan pemerintah.
“Berasa kaya diprank sama pemerintah, harga murah barang nggak ada, kalau ada mesti antre, saya antre dapat nomor urut 292 untuk minyak 2 kilogram, giliran harga naik, kok ada ya barangnya. Ini kelewatan sih mahalnya,” ucap Ernawati.
Jerit suara Ibu Rumah Tangga akibat mahalnya harga minyak juga disampaikan Audhita warga Cempaka Putih.
Baca Juga: Hari Ini DPR Panggil Mendag Bahas Kelangkaan Minyak Goreng, Apakah Mangkir Lagi?
“Mending antre harga Rp28 ribu dapat 2 liter deh, daripada ada tapi harganya bisa dapat 4 liter beras. Emang kita sultan beli minyak mahal banget,” keluh Audhita.
Ada juga Nila, Ibu Rumah Tangga yang tinggal di kawasan Jakarta Timur dan mengaku kesal dengan kenaikan harga minyak goreng.
“Mau puasa Ramadan, kan bikin gorengan pakai minyak, ini harga minyak goreng malah selangit. Kemarin ada harga Rp28 ribu antre beli sampai tangan suruh celup tinta, dibatasin dapat 2 liter. Ini nggak usah antre tapi harganya dua kali lipat,” ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.