Dalam pertemuan bilateral di Kemhan, kedua delegasi membahas peningkatan kerja sama pertahanan antara kedua negara, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Prancis di masa mendatang.
“Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama pertahanan cukup lama sejak 1950,” katanya.
Saat ini, menurut Prabowo, status hubungan bilateral Indonesia dan Prancis di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi.
Kedua negara telah menandatangani Persetujuan Kerja sama Pertahanan/Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021.
“Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Menhan Prabowo.
Baca Juga: Menhan Prabowo Beli Pesawat Tempur Prancis, Komisi 1: Jangan Sampai Terjerembab Utang Besar
Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya di bidang alutsista.
Perjanjian kerja sama tersebut antara lain kontrak pembelian enam pesawat tempur Rafale antara Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Baranahan Kemhan) dengan Dassault.
Hal ini merupakan awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale
Selain itu juga ada MoU kerjasama di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerjasama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PT DI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Sementara itu, Menteri Parly mengatakan, kunjungannya ini menjadi kesempatan untuk berbicara dengan Menhan Prabowo tentang berbagai program alutsista yang ingin dikembangkan Indonesia dengan dukungan Prancis dan industri pertahanan Prancis.
Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.