JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak kasus Covid-19 akan terjadi pada dua sampai tiga pekan ke depan, atau awal Maret 2022.
Direktur P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, tren peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron lebih cepat dibanding varian Delta.
Hal ini membuat kasus Covid-19 yang terjadi saat ini jauh lebih banyak dibanding gelombang kedua pandemi di tahun lalu.
Baca Juga: Luhut Ungkap 69 Persen Kasus Kematian Covid-19 varian Omicron Akibat Belum Divaksin
Namun untuk angka kematian atau pasien yang dalam keadaan parah, jauh lebih rendah dibanding varian Delta.
Menurut Siti, saat varian Delta merebak di Indonesia, untuk mencapai angka 56 ribu kasus positif Covid-19 dibutuhkan waktu setidaknya tiga minggu.
Sementara varian Omicron, saat ini sudah sempat menyentuh angka 87 ribu kasus, walaupun sekarang turun menjadi 40 ribu.
Di beberapa daerah di Jawa dan Bali, kasus Covid-19 juga sudah mencapai puncak saat varian Delta merebak di bulan Juni dan Juli 2021.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Biaya Penanganan Covid-19 Telah Habiskan Rp200 Triliun
"Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai dengan enam kali lebih tinggi dari varian Delta," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2/2022).
Siti menambahkan, di sisi lain, tren peningkatan kasus akibat varian Omicron ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Namun, Siti meminta masyarakat tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.