Baca Juga: Pidato Jenderal Dudung Soal Radikalisme Dapat Dukungan dari Ketua MKI dan Direktur JMI
"Inti dari radikalisme itu menyuarakan dan memunculkan militansi kebencian terhadap pihak lain, entah apa pun basisnya. Radikalisme tidak berdiri sendiri di situ ada kebutuhan yang berusaha diantarkan, ada massa yang bisa dikumpulkan, maka benturan satu sama lain tidak terelakkan. Ini pola-pola radikalisme yang selama ini terjadi di Indonesia," ujar Islah.
Sebelumnya KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengingatkan prajurit TNI untuk mewaspadai ancaman radikalisme yang perkembangannya amat cepat, bahkan dalam hitungan menit.
Jenderal Dudung juga menjelaskan kelompok radikal kini telah memasuki beberapa elemen masyarakat, salah satunya adalah elemen mahasiswa.
Untuk itu mantan Pangkostrad ini meminta komandan satuan menyiapkan langkah antisipasi, kewaspadaan agar prajurit TNI AD siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
Baca Juga: Waspada! Penyebaran Radikalisme di Internet Meningkat Luar Biasa
"Oleh karena itu, jangan ragu, harus tahu tempat sampai koordinat di mana kelompok radikal berada. Hingga suatu ketika nanti saatnya yang tidak memungkinkan kalian tahu di mana," ujar Dudung saat memimpin apel gelar pasukan yang diikuti 2.655 prajurit TNI AD wilayah Jabodetabek di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Dudung juga memerintahkan prajuritnya agar dapat memegang teguh Pancasila dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan situasi dan perkembangan media sosial.
Ia menegaskan tidak segan untuk menindak secara hukum kepada prajurit yang terpapar kelompok radikal.
"Jangan terkecoh dengan perkembangan di media sosial, bahkan jangan coba-coba apabila ada kelompok radikal yang masuk di tubuh TNI AD," ujarnya.
Baca Juga: BNPT Temukan 600 Akun Medsos Berpotensi Radikal, 40 di Antaranya Berisi Pendanaan Terorisme
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.