Di sisi lain, Soedjatmiko menekankan bahwa pemberian vaksin booster ini tidak hanya untuk menghadapi varian Omicron, tetapi juga semua varian Covid-19.
Mengingat, menurut penuturannya, naiknya kasus Covid-19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh Omicron namun juga masih di dominasi oleh varian Delta.
"Ini bukan hanya untuk hadapi Omicron tapi secara keseluruhan Covid-19. Kasus di Indonesia katakanlah sekarang naik, itu sebagian besar karena Delta dan Omicron," jelasnya.
Baca Juga: Booster Vaksin Gratis Hanya untuk Lansia dan Peserta BPJS PBI, Ini Kriterianya
Seperti diberitakan sebelumnya, Lawan Covid-19 menilai rencana pemerintah soal pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar.
Sebab, kebijakan ini diambil di tengah belum meratanya tingkat vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Adanya vaksinasi booster ini, juga menimbulkan kesan bahwa kelompok- kelompok rentan seperti lansia, warga dengan penyakit penyerta, ibu hamil, masyarakat adat, difabel, dan lainnya belum menjadi prioritas pada program vaksinasi.
"Dan terkesan kelompok-kelompok ini belum menjadi prioritas pada program vaksinasi, maka rencana pemberian vaksinasi booster barangkali bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar," tegas Firdaus.
"Karena itu akan menempatkan mereka yang belum mendapatkan vaksin sama sekali itu semakin rentan (terinfeksi Covid-19), bahkan menimbulkan risiko kematian," ujarnya.
Baca Juga: Lapor Covid-19 Sebut Rencana Vaksin Booster Bukan Langkah yang Bijak, Ada Potensi Ketimpangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.