Menurutnya secara logika, OTT dilakukan saat adanya transaksi. Namun saat itu tidak ada transaksi dan KPK tidak membawa uang sepeserpun saat membawa Rahmat Effendi.
Ade menyatakan uang yang disita KPK bukanlah uang yang didapat saat menangkap Rahmat Effendi. Melainkan diambil dari tiga pihak yang merupakan pengembangan penyelidikan.
Baca Juga: Tumpukannya Sampai Semeja, Ini Penampakan Barbuk Uang Suap yang Disita KPK dari Rahmat Effendi
"Bahwa Pak Wali bersama KPK tidak memabawa uang dari pendopo. Uang yang ada di KPK itu uang yang ada di iuaran dari pihak ketiga, dari Kepala Dinas, dari Camat. Itu pengembangan, tidak ada OTT," ujarnya.
Lebih jauh Ade menduga ada pihak yang sengaja menjerumuskan Rahmat Effendi dalam kasus korupsi.
Menurutnya penangkapan KPK menjadi bagian pembunuhan karakter dan Rahmat Effendi serta Partai Golkar di Kota Bekasi.
"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini. Tapi nanti di 2024, jika kuning koalisi dengan orange, matilah yang warna lain," ujarnya.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Pakai Kode Sumbangan Masjid untuk Minta Jatah ke Pengusaha
Terpisah Ade membenarkan pernyataannya tekait OTT Rahmat Effendo dalam video yang viral di media sosial.
Melalui aplikasi pesan Ade Puspitasari menyatakan seluruh pernyataan yang sampaikan dalam video tersebut merupakan bentuk motivasi kepada para kader Golkar.
"Bahwa yang saya sampaikan adalah motivasi dan suplementasi kepada kader, agar tidak terusik oleh bisingnya gerakan destruktif terhadap kader Golkar Kota Bekasi," ujar Ade.
Sumber : TribunBekasi.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.