JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto, jadi salah satu opsi vaksin booster. Namun ternyata, Vaksin Nusantara tidak bisa digunakan untuk vaksinasi massal.
Hal itu diungkapkan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/12/2021).
"Vaksin Nusantara tidak bisa untuk massal, hanya untuk individu. Jadi kalau dikembangkan untuk A hanya dipakai untuk A saja. Tidak bisa untuk B," kata Amin.
"Ya bisa dipakai buat booster tapi untuk orang yang sama. Jadi vaksin primernya menggunakan vaksin Nusantara, lalu booster juga pakai itu," ujarnya.
Baca Juga: Dasar Hukum Revisi UMP Gubernur Anies Baswedan Dipertanyakan
Vaksin Nusantara dikembangkan dengan memakai metode dendritik. Bahan dasar vaksin, berasal dari sel darah individu itu sendiri yang diproses di laboratorium dan nantinya akan disuntikkan kembali ke tubuh individu tersebut.
Pemerintah rencananya akan mulai memberikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga kepada masyarakat pada tahun 2022. Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi pemberian vaksin booster homolog dari 3 produsen. Yaitu Pfizer, Sinovac, dan Astra Zeneca.
Evaluasi itu dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksinasi homolog adalah penggunaan hanya 1 jenis vaksin kepada seseorang. Baik dosis pertama, kedua, sampai vaksin booster.
Pemerintah juga membuka kemungkinan untuk mengevaluasi penerapan vaksin heterolog.
Baca Juga: Ini Daftar Vaksin yang Jadi Vaksin Booster Tahun Depan
"Kajian heterologous sedang berproses dan diharapkan selesai pada pertengahan Januari 2022," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Senin (20/12/2021).
"Pemberian booster secara heterologous akan dilakukan setelah data kajian selesai sebagai dasar pemberian EUA (izin penggunaan darurat) BPOM," ucap dia.
Vaksinasi heterolog adalah pemberian vaksin yang berbeda kepada penerima. Misal untuk dosis 1 dan 2 orang itu menerima vaksin Pfizer, sedangkan untuk booster ia menerima vaksin Merah Putih.
Untuk vaksin booster, rencananya juga akan digunakan Vaksin Merah Putih, Vaksin Nusantara, Vaksin BUMN, dan Vaksin Kerja Sama Produksi Dalam Negeri.
Baca Juga: Harga Telur Capai Rp30.000/Kg, Warga: Makan Tempe Aja, Dapat Sepanci
Seperti yang dikembangkan oleh Unair & PT Biotis; Biofarma & Baylor College of Medicine; Kalbe Farma & Genexine; serta J Bio & Anhui Zhifei.
“Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara akan terus didorong percepatannya, sehingga akan dapat digunakan juga sebagai vaksin booster mulai pertengahan tahun depan," ujar Airlangga.
Saat ini, pemerintah masih menyelesaikan revisi Perpres dan Permenkes untuk dasar pengaturan vaksin booster, termasuk mengenai harga, distribusi dan pelaksanaan vaksinasi booster tersebut.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.