Kompas TV nasional kesehatan

Tes PCR Gunakan HET karena Harga Produk Terkait Pandemi Bersifat Inelastis

Kompas.tv - 14 November 2021, 23:45 WIB
tes-pcr-gunakan-het-karena-harga-produk-terkait-pandemi-bersifat-inelastis
KSP sebut penetapan harga eceran tertinggi (HET) tes PCR diperlukan karena harga produk terkait penanganan pandemi sifatnya inelastik. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penetapan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR), dalam hal ini harga eceran tertinggi (HET), diperlukan karena harga produk terkait penanganan pandemi sifatnya inelastis.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo, menjelaskan hal itu dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (14/11/2021).

“Penetapan harga diperlukan karena harga produk terkait penanganan pandemi yang dikonsumsi oleh masyarakat sifatnya inelastis. Artinya, seperti obat, pelayanan, tes antigen, itu inelastis bagi masyarakat,” tuturnya.

Oleh karena itu, sebagai upaya dari pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat menjangkau harga layanan PCR atau antigen, ditetapkanlah batas atas atau HET.

Abraham mengatakan, pemerintah tidak menetapkan satu harga untuk tes PCR, melainkan menetapkan harga tertinggi.

Baca Juga: Gakeslab Mengaku Tidak Dilibatkan dalam Pembahasan HET Tes PCR

“Kita tidak menetapkan satu harga, jadi dipersilakan pada pengusaha untuk menetapkan harga, tapi jangan di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.”

Jika harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah terlalu rendah dan banyak laboratorium penyedia layanan tes PCR  yang tidak bisa menyesuaikan dengan harga, dapat dilihat dari data mingguannya.

“Tentu kalau banyak lab yang tutup, maka jumlah angka testingnya akan menurun. Namun sampai saat ini kita melihat angka testing masih stabil,” tuturnya.

Bahkan menurutnya pemerintah melakukan evaluasi kebijakan mengenai harga tersebut setiap minggu.

“Tes harian kita masih di angka 244 ribu per hari. Itu menunjukkan bahwa masih cukup banyak lab yang mendapatkan cukup margin untuk menjalankan bisnisnya.”

Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab), Randy H Teguh, menyebut koreksi harga akan terjadi secara otomatis mengikuti kondisi yang ada.

“Kalau teknologi ini diakomodir untuk berbagai macam level harga, dengan jumlah pemakaian yang meningkat, teknologi berkembang, pemainnya makin banyak, otomatis koreksi harga terjadi,” jelasnya.

“Bahkan tanpa pengaturan, kami rasa harga dengan sendirinya turun,” imbuhnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x