JAKARTA, KOMPAS.TV - Satgas Covid-19 sudah memantau perkembangan varian virus corona AY.4.2 atau Delta Plus yang telah masuk ke negara-negara tetangga, Malaysia dan Singapura.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan pemerintah telah menerapkan aturan ketat bagi pelaku perjalanan dari negara yang terdeteksi memiliki varian baru Delta Plus.
Aturan ketat ini untuk mencegah importasi kasus. Aturan bagi pelaku perjalanan luar negeri ini telah diatur dalam Surat Edaran Satgas Nomor 20 Tahun 2021 beserta adendumnya.
Baca Juga: Waspada 5 Daerah Ini Terdapat Kenaikan Kasus Aktif dan Positif Covid-19, DKI Jakarta Termasuk
Rinciannya, pertama menerapkan pemeriksaan persyaratan dan skrining kesehatan dasar di pintu kedatangan.
Kedua, melakukan tes ulang setelah kedatangan di pintu masuk
Ketiga, melakukan kewajiban karantina yang durasinya dibedakan antara yang sudah divaksin lengkap selama 3 hari bagi pelaku perjalanan internasional.
"Untuk yang belum divaksin lengkap, karantina dilakukan selama 5 hari," ujar Wiku saat jumpa pers, Selasa (9/11/2021).
Keempat, melakukan exit test atau tes ulang kedua setelah kedatangan.
Kelima, pelaku perjalanan boleh melanjutkan perjalanan jika hasil kedua tes ulang sebelumnya dinyatakan negatif.
Baca Juga: Sepekan Terakhir Tren Kasus Positif Covid-19 di Jawa-Bali Meningkat 33,6 Persen
Wiku pun menegaskan, pelaku perjalanan hanya boleh meninggalkan fasilitas karantina jika hasil tes PCR sudah keluar.
"Sampai hari ini rata-rata kecepatan hasil exit test adalah per 6-12 jam setelah spesimen diambil. Komitmen pemerintah adalah mengusahakan agar hasil dapat keluar secepat mungkin," ujar Wiku.
Adapun varian virus AY.4.2 ini diketahui sebagai salah satu penyebab yang memicu lonjakan kasus di Inggris. Di negara tetangga seperti Malaysia juga sudah ditemukan kasus varian baru Delta Plus.
Baca Juga: Update Corona Indonesia 9 November 2021: 434 Kasus Positif, 585 Orang Sembuh, 21 Meninggal Dunia
Varian ini merupakan turunan dari varian Delta, yang telah menyebabkan peningkatan kasus cukup signifikan di Inggris sejak Juli hingga Oktober 2021.
Namun belum ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih buruk, dan ilmuwan yakin vaksin masih dapat bekerja dengan baik untuk memberikan perlindungan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan di Indonesia belum ditemukan kasus varian baru Delta Plus. Namun pemerintah terus mewaspadai kemungkinnan masuknya varian baru virus corona, AY.4.2.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.