JAKARTA, KOMPAS.TV - Kurang dari sebulan lagi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bakal pensiun. Itu artinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun harus mengirim surat berisi nama pengganti Hadi untuk mendapatkan persetuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Lantas siapakah sosok tentara yang bakal dipilih Jokowi untuk menjadi calon Panglima TNI?
Dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (2/11/2021), penasihat senior Kantor Staf Presiden Andi Widjajanto menyebut presiden pasti mempertimbangkan masa pensiun calon panglima berikutnya, dengan jadwal dan tahapan Pemilihan Umum 2024.
Baca Juga: Pergantian Panglima TNI, KSP: Dalam Waktu Dekat Akan Ada Surat Presiden
"Tentu kerangka waktu (agenda pemilu) cukup signifikan untuk dikaitkan dengan masa jabatan Panglima TNI yang baru," paparnya.
Menurut Andi yang juga merupakan pakar ilmu pertahanan, masa pensiun calon panglima menjadi penting, agar pergantian panglima TNI di masa yang akan datang, tidak bertepatan dengan tahapan-tahapan krusial Pemilihan Umum 2024.
"Kebayang gak kalau terjadi pergantian panglima nanti, pada saat Presiden harus mendapat persetujuan DPR di tengah-tengah kampanye presiden?" kata Andi yang juga analis utama Lab 45.
Baca Juga: DPR: Surat Presiden Calon Panglima TNI Bisa Dikirim 2 Hari Lagi
Jika pergantian Panglima TNI berikutnya bersamaaan dengan tahapan krusial di Pemilu 2024, situasi politik nasional bakal meningkat secara signifikan. Inilah yang menurut Andi, pasti menjadi salah satu pertimbangan Presiden Jokowi.
Dia membandingkan, saat ini saja isu soal nama yang paling cocok menggantikan Hadi Tjahjanto sudah berlangsung sekitar enam bulan. Spekulasi terus menghiasi pemberitaan media massa, jauh sebelum Hadi pensiun pada Desember 2021 nanti.
Karena itu, jika pergantian panglima berikutnya dilaksanakan di tengah penyelenggaraan pemilu, efeknya dikhawatirkan bakal mengganggu. Padahal TNI merupakan salah satu elemen penting untuk menjaga ketertiban dan mengawal keamanan Pemilu.
Baca Juga: Sebut Belum Ada Surat Presiden Soal Pergantian Panglima TNI, Anggota DPR : Masih Ada Waktu
Terkait dengan masa pensiun calon panglima tersebut, Andi menganalisis bahwa riskan bagi Jokowi untuk memilih KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo sebagai panglima TNI. Sebab, Fadjar bakal pensiun pada April 2024, padahal Pilpres dan Pileg dijadwalkan sementara ini pada Mei 2024.
"Kalau Pemilu jadi dilaksanakan pada Mei 2024, maka akan sangat riskan memilih Pak Fadjar karena akan pensiun pada April 2024," ungkap Andi.
Sementara, sambung Andi, jika Presiden Jokowi memilih Kepala Staf Angkatan Udara Laksamana Yudho Margono, pergantian panglima berikutnya bakal dilakukan pada November 2023. Padahal di saat itu, bisa saja tahapan kampanye Pemilu sedang berlangsung.
"Bisa saja kampanye sudah dimulai atau minimal operasi pengamanan Pemilu sudah mulai karena tahapan Pemilu kan sudah mulai pada Maret 2023," paparnya.
Andi menyebut, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bakal pensiun pada Desember 2022, atau jauh sebelum dimulainya tahapan Pemilu 2024.
Dari segi kerangka waktu itu, menurut Andi, pemilihan Andika relatif aman dalam arti tidak berpotensi memicu gejolak yang dapat mengganggu jalannya Pemilu.
Namun, dia mengatakan Presiden Jokowi sebenarnya dapat juga mengambil langkah di luar pakem. Misalnya dengan memilih Laksamana Yudho Margono sebagai Panglima TNI.
Yudho Margono baru akan pensiun pada November 2023, tetapi bisa saja Presiden menggantinya pada Februari atau Maret 2023 agar tidak menimbulkan gonjang-ganjing ketika tahapan Pemilu 2024 dimulai.
"Tentunya presiden bisa bergerak di luar pakem. Misalnya, katakanlah Pak Yudho yang ditunjuk sebagai panglima bulan ini. Terus untuk mengamankan operasi pengamanan Pemilu supaya tidak ada gonjang-ganjing di masa kampanye, Pak Yudho diganti lebih awal yaitu Februari atau Maret 2023 supaya nanti panglima yang baru bisa mulai sejak awal pelaksanaan operasi pengamanan Pemilu," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.