Kompas TV nasional sosial

Baginda Sultan Iskandar Jamaluddin dari Angling Dharma Disebut Sudah Bantu Warga Sejak 1980

Kompas.tv - 24 September 2021, 19:14 WIB
baginda-sultan-iskandar-jamaluddin-dari-angling-dharma-disebut-sudah-bantu-warga-sejak-1980
Gapura Kerajaan Angling Dharma yang menghebohkan masyarakat Pandeglang, Banten. (Sumber: Kompas TV/Deden)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

Di sisi lain, sejarawan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Mufti Ali menyebut Angling Dharma sebagai mitos atau cerita rakyat.

“Dalam historiografi lokal, baik yang ditulis orang Banten maupun peneliti dari luar, termasuk peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional memang tidak pernah ada istilah kerajaan Angling Dharma sebagai sebuah entitas politik. Angling Dharma lebih pada cerita rakyat, seperti cerita lainnya,” jelas Mufti.

Baca Juga: Sejarawan: Kerajaan Angling Dharma Tidak Ada dalam Sejarah

Menurut Mufti, kemunculan sosok orang kuat di Banten bukan kali ini saja terjadi. Umumnya, sosok-sosok semacam “Baginda Sultan” Iskandar Jamaluddin Firdaus memang muncul sebagai pembela kaum lemah.

“Dalam sejarah Banten, fenomena pengakuan seperti ini atau muncul ke permukaan tentang sosok yang mengesankan dari sisi pembelaan pada kaum lemah itu sering kali muncul,” terang Mufti.

Ia memberi contoh kemunculan Nyimas Gamparan di selatan dan wilayah Serang timur. Kemudian, gerakan-gerakan ratu adil, seperti Ki Wasyid di Cilegon dan Syekh Tubagus Zakaria.

“Ini mengenai konstruksi pengetahuan masyarakat dan keterkesanan terhadap praktik-praktik filantropis (kedermawanan) dan simbol-simbol 'regalia' (lambang penguasa berdaulat), keagungan, tradisi, seperti singgasana, pakaian,” beber Mufti.

“Kemudian, dia juga melegitimasi diri bahwa masih trah dengan Kesultanan Banten. Itu memang bagian dari glorifikasi (pemuliaan) dan personifikasi (pelambangan) dari dia, ditambah citra dan kharismanya di tengah masyarakat,” imbuhnya.

Mufti pun menyoroti Angling Dharma sebagai mitos yang lebih umum terdengar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Karena keterkesanan tadi, umumnya tidak kritis. Mitos Angling Dharma yang sebenarnya lebih hidup di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ketika muncul di Pandeglang, orang menerima saja,” ujarnya.

Karena itu, ia meminta masyarakat tidak membesar-besarkan fenomena Kerajaan Angling Dharma ini.

Baca Juga: Pastikan Tak Ada Kegiatan Menyimpang, Kerajaan Angling Dharma Dijaga Ketat oleh Polisi

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x