JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, meminta pemerintah menunda pengumuman hasil seleksi tahap I Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk guru honorer.
Permintaan penudaan tersebut karena munculnya berbagai masalah dalam prosesnya. Salah satu yang paling disorot adalah terkait tingkat kesulitan soal seleksi PPPK.
Anggota Komis X menilai, banyak honorer yang sudah mengajar berpuluh tahun dengan sarana prasarana yang minim, masih harus berkompetisi lewat seleksi PPPK.
Menurut mereka, hal tersebut tidak tepat karena guru honorer dituntut mengerti teknologi dan menggunakan infrastruktur penunjang tes berbasis teknologi yang masih asing bagi honorer kebanyakan.
Baca Juga: Nadiem Makarim: 100.000 Guru Honorer akan Diangkat Jadi PPPK
Terlebih, kisi-kisi yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendukbudristek) untuk bahan latihan bagi para guru sebelum ikut seleksi sangat jauh melenceng dari materi soal yang diujikan ke peserta PPPK. Akibatnya, banyak yang merasa kisi-kisi itu mubazir.
Ditambah lagi, rasio tingkat kesulitan soal yang jumlahnya 100 harus diselesaikan adalam durasi 120 menit. Bagi Huda, itu sangat jauh dari kata proporsional.
"Model soal seperti itu belum akrab bagi peserta terutama peserta ujian dengan usia tertentu sehingga menimbulkan kesulitan yang membuat mereka gagal menyelesaikan soal-soal yang diujikan," terang Huda dalam Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi, Nadiem Makarim, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Huda harap, Kemendikbudritek terlebih dahulu mencari solusi berbagai kesulitan tersebut, lalu memastikan dulu tawaran solusi untuk para guru honorer yang kesulitan dalam mengikuti PPPK.
"Apakah dalam bentuk adanya jaminan tambahan poin afirmasi, jaminan bagi guru honorer dengan usia tertentu untuk langsung lolos seleksi atau solusi lain sebelum mengumumkan hasil seleksi PPPK tahap I," katanya.
Huda mengingatkan, seleksi PPPK untuk sejuta guru honorer merupakan tindakan afirmatif yang harus dilakukan pemerintah demi menyelesaikan kedaruratan guru di Indonesia.
Oleh karenannya, prinsip afirmatif harus menjadi pegangan untuk menjadi acuan kebijakan turunnya termasuk prosedur pelaksanaan seleksi PPPK untuk guru honorer.
Huda menegaskan, Komisi X DPR tidak akan lelah untuk terus menyuarakan dan melakukan pendampingan bagi para guru honorer untuk mendapatkan perlakukan layak dari negara.
“Kami meminta agar rencana pengumuman hasil seleksi PPPK untuk Guru Honorer Tahap I hari Jumat (24/9/2021) sebaiknya ditunda hingga ada kepastian besaran tambahan poin afirmasi bagi para guru honorer dalam seleksi-seleksi selanjutnya," kata Huda.
Baca Juga: Pertanyakan Afirmasi Guru Honorer, Komisi X DPR Minta Tunda Pengumuman PPPK Tahap I
Pada kesempatan sama, Nadiem Makarim mengungkapkan, ada 100.000 guru honorer yang akan diangkat menjadi guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Nadiem mengatakan, hal itu diketahui dari hasil sementara seleksi guru PPPK tahap pertama yang berlangsung pada September 2021 ini.
"Jadi hasilnya apa, jadi berdasarkan seleksi pertama saja ya, sekitar hampir 100.000 guru honorer dari seluruh Indonesia akan segera diangkat menjadi guru PPPK. Nah, ini mohon tepuk tangannya untuk 100.000 yang sudah lolos," sebut Nadiem.
Nadiem mengatakan, 100.000 guru honorer tersebut merupakan 30 persen dari total 326.476 formasi yang mendapatkan pelamar.
Adapun jumlah total formasi yang tersedia sebanyak 506.247 formasi. Nadiem yakin bahwa jumlah guru honorer yang diangkat menjadi guru PPPK akan bertambah pada tes seleksi berikutnya.
"Lebih banyak lagi yang akan diangkat setelah ujian seleksi kedua dan ketiga. Alasannya banyak, mereka tentunya sudah mengetahui (materi) tes yang pertama, tes kedua biasanya akan meningkat (nilainya)," ujar Nadiem.
Menurut dia, formasi yang tersedia pada seleksi berikutnya juga akan lebih banyak karena pihaknya akan terus berupaya meyakinkan daerah-daerah untuk menyediakan formasi bagi guru PPPK.
Namun, Nadiem menegaskan, jumlah sekitar 100.000 guru honorer yang akan diangkat menjadi guru PPPK tersebut baru berdasarkan rekap awal.
Saat ini, pengolahan data hasil ujian seleksi pertama masih berlangsung dan panitia seleksi nasional masih berembuk untuk memfinalisasi hasil ujian tersebut.
"Pengumuman lengkap ujian seleksi pertama dilakukan beberapa hari ke depan," pungkas Nadiem.
Baca Juga: Jeritan Hati Guru Honorer Terganjal Seleksi PPPK, Sepatu Butut hingga Stroke Jadi Saksi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.